Piala Dunia 2034: Tantangan Arab Saudi dalam Bayang-Bayang Ramadan dan Tradisi Keagamaan
- Penulis : Mila Karmila
- Selasa, 04 Februari 2025 01:05 WIB
Namun, jika pun dilakukan di bulan Januari 2035, tetap akan berbenturan dengan perayaan Hari Raya Idul Adha, dan lagi lagi solusi ini sangat tidak mungkin, bahkan juga ini tidak disetujui oleh FIFA.
Maka jika tetap akan dilaksanakan juga di Arab Saudi, makan akan ada preseden yang sangat buruk bagi kredibilitas FIFA, sebab akan memerlukan negosiasi panjang dengan liga-liga domestik dan konfederasi regional seluruh dunia.
Alternatif lainnya adalah menggelar pertandingan di malam hari, setelah buka puasa. Namun, ini hanya solusi parsial, karena tidak menyelesaikan persoalan logistik, jadwal, dan tradisi keagamaan lainnya.
Bayang-Bayang Kegagalan yang Mengancam
Piala Dunia adalah perayaan global yang mengedepankan semangat kompetisi, persatuan, dan kemeriahan. Namun, di Arab Saudi, semangat ini bisa bertabrakan dengan tradisi dan nilai-nilai Islam yang konservatif, terutama ketika turnamen bertepatan dengan Ramadan dan Idul Fitri.
Tanpa solusi yang jelas dan realistis, kemungkinan besar penyelenggaraan Piala Dunia 2034 di Arab Saudi akan menghadapi risiko kegagalan. FIFA dan Arab Saudi harus mempertimbangkan fakta ini dengan bijak, karena memaksakan turnamen di tengah-tengah bulan suci hanya akan menciptakan konflik budaya, religius, dan logistik yang sulit diatasi.
Pada akhirnya, Piala Dunia bukan hanya soal sepak bola, tetapi juga soal menghormati tradisi dan budaya masyarakat global. Dan dalam konteks Arab Saudi, tradisi Islam adalah hal yang tidak bisa dikompromikan.
Tim Litbang MSBI ***