DECEMBER 9, 2022
Kolom

Piala Dunia 2034: Tantangan Arab Saudi dalam Bayang-Bayang Ramadan dan Tradisi Keagamaan

image
Ilustrasi tim nasional Arab Saudi (Foto: Istimewa)

FIFA, sebagai badan sepak bola tertinggi dunia, memiliki aturan tegas tentang kalender pertandingan internasional. Dalam Pasal 70 Statuta FIFA, dinyatakan bahwa tidak boleh ada kompetisi internasional yang bertabrakan dengan kalender resmi FIFA. 

Namun, FIFA juga memiliki tanggung jawab untuk mempertimbangkan aspek budaya, agama, dan tradisi negara tuan rumah. Dalam hal ini, penyelenggaraan Piala Dunia yang bertepatan dengan Ramadan dan Idul Fitri akan menciptakan masalah besar.

Sebagai contoh, Piala Dunia membutuhkan keterlibatan penuh masyarakat lokal sebagai tuan rumah, baik dalam hal infrastruktur, tenaga kerja, maupun antusiasme penduduknya. Namun, dalam konteks Arab Saudi, keterlibatan ini justru akan berkurang drastis selama Ramadan, ketika masyarakat lebih fokus pada ibadah daripada kegiatan sekuler. 

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2024: Inilah Jadwal Siaran Langsung dan Harga Tiket Indonesia Melawan Saudi Arabia

Selain itu, FIFA harus mempertimbangkan respons internasional dari umat Muslim global, yang mungkin melihat penyelenggaraan ini sebagai bentuk "gangguan" terhadap bulan suci.

Logistik dan Kalender Sepak Bola Global: Tabrakan yang Tidak Terhindarkan

Selain tantangan budaya, ada masalah teknis yang tidak kalah krusial: kalender sepak bola global. Penyelenggaraan Piala Dunia pada bulan November-Desember sudah menimbulkan gangguan pada liga-liga domestik besar, seperti Liga Inggris, La Liga, dan Bundesliga, yang harus dihentikan sementara. 

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2026: Menang Melawan Saudi Arabia, Timnas Indonesia Lampaui Prestasi Vietnam dan Thailand

Jika ditambah dengan Ramadan dan Idul Fitri, jadwal pertandingan akan semakin kacau. Apalagi, pemain Muslim yang menjalankan puasa selama Ramadan mungkin tidak berada dalam kondisi fisik terbaik untuk berlaga di turnamen dengan intensitas tinggi.

Di sisi lain, logistik penyelenggaraan juga menjadi tantangan besar. Dengan Ramadan dan Idul Fitri, kebutuhan akan akomodasi, makanan berbuka, dan fasilitas ibadah meningkat tajam, sementara infrastruktur Piala Dunia harus dirancang untuk menampung jutaan penggemar internasional dengan kebutuhan yang sangat beragam. Apakah Arab Saudi mampu menjembatani kedua kebutuhan ini tanpa menciptakan konflik besar?

Solusi yang Tidak Mudah: Apa Pilihan Arab Saudi dan FIFA?

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2026: Bahrain Imbang Melawan Australia, Indonesia Aman di Peringkat Ketiga

Jika Arab Saudi tetap ingin menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034, ada beberapa opsi yang bisa dipertimbangkan. Salah satunya adalah menggeser jadwal turnamen ke bulan Januari 2035, setelah Ramadan dan Idul Fitri berakhir. Ini memungkinkan Arab Saudi untuk menjaga tradisi Islam sekaligus memenuhi standar penyelenggaraan FIFA. 

Halaman:

Berita Terkait