Puisi Esai Denny JA: Berdirinya Partai Politik Pertama
- Minggu, 26 Januari 2025 13:15 WIB
Partai Hindia dilarang,
sebelum semangatnya mengakar.
Para pejuang mengetuk pintu kolonial,
protes,
berunding,
ingin meyakinkan,
bukan dengan suara yang memohon,
tapi dengan gemuruh penderitaan ribuan jiwa.
Namun Belanda selalu berkata: Tidak!
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Salman Berjumpa Tunawisma di London
Kucari tahu, di balik tirai istana,
mengapa nyala Hindia tak pernah diakui?
Jawabnya: “Partai kalian terlalu panas.
Sedangkan istana kami dibuat dengan jerami.”
-000-
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Sebagai Imigran, Ia Masih Luka
Tiga serangkai pun diasingkan ke Belanda.
Mereka dicabut dari tanah leluhur,
terapung di lautan menuju pengasingan: Negeri Belanda.
"Di negeri asing, sunyi lebih tajam dari salju,
meretakkan tulang-tulang yang merindukan tanah air.
Namun, pena tiga tokoh menari dalam kelam,
mengukir mimpi dengan tinta kepedihan,
agar fajar tak pernah padam."
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Anak Palestina Itu Menulis Surat untuk Ibunya yang Hilang
Dekker menulis dengan hati menggigil: