DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Hendraone Basel: Putaran Waktu

image
Ilustrasi putaran waktu (Foto: Satrio)

ORBITINDONESIA.COM - Embun menyejukkan pagi
Berbulir menyegarkan dedaunan
Memberi kehidupan laksana haus terobati
Alam senantiasa menanti pagi yang bersahaja

Bergerak perlahan namun pasti
Waktu tanpa jeda terus bergulir
Berbisik menitip pesan saat pergantian
Dinanti kembalinya waktu di esok hari

Langit mulai merekah
Matahari perlahan melirik tangkapan hari ini
Berlalu bersama hiruk pikuk semesta
Tegak diatas kegagahan, matahari memberi kebaikannya kepada bumi

Baca Juga: Puisi Ahmad Gusairi: Waktu Berganti Asa Bergulir 

Tinggi dan perkasa namun tunduk dengan putaran waktu
Sedikit demi sedikit membungkuk sembari meredupkan cahayanya
Cakrawala memerah sebagai simbol ditariknya panas matahari
Hingga harus membenamkan diri dalam selimut malam

Belajar, berbuat, dan mengajarkan
Sebagai rangkaian kehidupan
Sejak kecil, menjadi orang tua, hingga pulang di hari esok
Waktu sudah ditentukan pada gilirannya

Tak selamanya matahari berada pada posisi tegak di atas kepala
Tak selamanya tubuh ini kuat untuk memenuhi semuanya
Kelak tiba waktunya cahayanya redup membungkuk melemah
Tiba waktunya tulang dan sendi lelah dengan kepenatan

Baca Juga: Puisi Sutiono: Rimba Leluhur yang Dijual Murah

Ketika esok matahari kembali terbit
Waktu telah berganti
Estafet generasi telah berpindah
Kemarin adalah kenangan

Kehangatan cahaya matahari kemarin mungkin tidak sama dengan kehangatan cahaya matahari hari ini
Namun waktu senantiasa menuntun perjalanan dari perpindahan ke perpindahan tanpa jeda

Waktu sudah menjelang sore
Malam tak perlu dijemput
Sisa cahaya yang ada diberikan sepenuhnya
Berharap esok cahaya akan membawa arti
Arti sebuah kekuatan untuk kehidupan.

Baca Juga: Orasi Denny JA: Pentingnya Mengawinkan Isu Sosial dan Puisi

Menatap batas usia tulang dan sendi bagai perjalanan waktu matahari di hari yang indah
Kuat dan tegak terbungkus kulit dan daging bagai lantangnya matahari bersinar di atap langit biru
Generasi baru telah tiba
Mengetuk pintu hendak menyapa.

hendraone basel ***

Halaman:

Berita Terkait