DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Denny JA: Puisi Esai Sangat Potensial untuk Alih Wahana ke Teater, Film, dan Karya Seni Lain

image
Dialog “Dari Puisi Esai ke Film, Teater, Lagu, Musik dan Karya Seni Lainnya” di Festival Puisi Esai Jakarta II. Narasumbernya adalah para praktisi drama dan teater, Venantius Vladimir Ivan, Isti Nugroho dan Ipit Saefidier Dimyati dengan moderator Isbedy Stiawan. (Foto: Satrio)

Sedangkan Isti Nugroho pada festival puisi esai ini malah sudah mempertunjukkan hasil alih wahananya dari puisi esai ke monoplay. Pada jam yang berbeda, ada penampilan teater karya Isti Nugroho, aktivis dan seniman asal Yogyakarta tersebut. 

Judulnya, “Doktrin Sinatra.” Penampilnya adalah Isti Nugroho dan Agusto Sulistio, pengarah dramatika Indra Tranggono, dan penata musik Agusto Sulistio.

Temanya berkaitan dengan gerakan perubahan Glasnost (keterbukaan) dan Perestroika (restrukturisasi) di Uni Soviet masa Gorbachev. Masa krusial menjelang runtuhnya komunisme di Uni Soviet dan Eropa Timur.  

Baca Juga: Selamat Datang, Angkatan Puisi Esai

Format pertunjukan ini adalah satu puisi esai karya Isti Nugroho dibaca oleh tiga orang. Karena puisi esai ini merupakan perpaduan antara fakta dan fiksi, maka ada alur ceritanya. Penampilan mereka diiringi musik, serta dilengkapi kostum dan properti. ***

Halaman:
1
2

Berita Terkait