Kemlu Rusia: Presiden Bashar al Assad Mengundurkan Diri, Putuskan Keluar dari Suriah
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 09 Desember 2024 00:21 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Bashar al Assad, pemimpin rezim Baath Suriah yang digulingkan, memutuskan mundur dari jabatannya dan pergi meninggalkan Suriah, demikian menurut Kementerian Luar Negeri Rusia pada Minggu, 8 Desember 2024.
Kemlu Rusia, melalui pernyataan tertulisnya, menyatakan, kepergian Assad adalah hasil dari negosiasi antara rezimnya dengan kelompok-kelompok yang terlibat dalam perlawanan bersenjata di Suriah.
Rusia juga mengklaim bahwa Assad mengharapkan supaya perpindahan kekuasaan di Suriah dapat berlangsung secara damai.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Rezim Baath Suriah yang Telah Berkuasa Selama 61 Tahun Tumbang
Sembari menyatakan keprihatinan atas situasi di Suriah, Rusia menyerukan semua pihak untuk menghindari kekerasan dan menyelesaikan semua isu melalui upaya politis.
Sementara itu, Kemlu Rusia mengatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan semua kelompok oposisi di Suriah dan mendorong mereka untuk menghormati pandangan semua kelompok etnis dan agama di negara tersebut.
Rusia turut menyatakan dukungan untuk menjalankan proses politik yang inklusif sebagaimana amanat Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 2254 yang disahkan pada 2015.
Pangkalan militer Rusia di Suriah tetap berada dalam kondisi siaga, meski tak ada ancaman langsung yang dihadapi personel militer tersebut, ucap Kemlu Rusia.
Rusia juga akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan warga negara Rusia yang menetap di Suriah.
Detik-detik kejatuhan rezim Assad
Baca Juga: Pasukan Pemberontak Menang, Seribuan Lebih Personel Militer Suriah Melarikan Diri ke Irak
Pertempuran antara pasukan rezim dengan kelompok oposisi kembali pecah pada 27 November lalu yang dimulai di kawasan pedesaan di barat Aleppo, sebuah kota besar di Suriah utara.
Pada 30 November, kelompok oposisi berhasil merebut pusat kota Aleppo dan menguasai keseluruhan Provinsi Idlib. Mereka pun merebut pusat kota Hama dari rezim pada 5 Desember.
Kelompok oposisi turut merebut sejumlah permukiman di titik-titik strategis di provinsi Homs yang menjadi gerbang masuk ke Damaskus, sehingga semakin memacu upaya mereka maju ke ibu kota Suriah.
Baca Juga: Indonesia Dorong Transisi Pemerintah Suriah yang Inklusif Usai Jatuhnya Bashar al Assad
Pada Jumat, 6 Desember 2024, pasukan oposisi merebut kawasan Daraa di Suriah selatan dekat perbatasan dengan Yordania. Mereka terus merebut kendali di Provinsi Suwayda di Suriah selatan pada Sabtu, sementara kelompok oposisi setempat turut merebut kendali di Quneitra pada hari yang sama.
Kelompok oposisi anti-rezim Assad memasuki Damaskus dari sisi selatan ibu kota Suriah itu pada Sabtu. Pasukan militer pemerintah kemudian menarik diri dari kompleks kementerian pertahanan, kementerian dalam negeri, dan bandara internasional Damaskus.
Kota tersebut pun takluk pada pasukan oposisi pada Minggu, usai pasukan rezim Al-Assad kehilangan kendali atas keseluruhan kota.
Baca Juga: KBRI Damaskus Pastikan Warga Negara Indonesia di Suriah Aman di Tengah Eskalasi Konflik
Sementara itu, Pasukan Nasional Suriah (SNA), kelompok oposisi lainnya, meluncurkan operasi militer melawan kelompok Kurdi PKK/YPG, yang oleh Turki dianggap sebagai organisasi teroris, pada 1 Desember, dan merebut kota Tel Rifaat.***