Serba-serbi Tentang Perang Saudara di Suriah dan Kabar Pertempuran Terbaru
- Penulis : Abriyanto
- Selasa, 03 Desember 2024 02:11 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Perang saudara di Suriah telah berlangsung sejak 2011. Perang tersebut berawal dari protes menentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad yang direspons dengan tindakan keras oleh pasukan pemerintah dan berujung pada terjadinya kerusuhan.
Konflik tersebut kemudian meluas dan melibatkan banyak pihak, antara lain Tentara Pembebasan Suriah (FSA), Pasukan Demokratik Suriah (SDF), Front al-Nusra, dan kelompok militan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).
Baru-baru ini, perang saudara di Suriah kembali bergejolak. Berikut sejumlah informasi yang perlu diketahui tentang perang saudara di Suriah, dikutip dari berbagai sumber.
Baca Juga: Baku Tembak dan Saling Serang Pecah Antara Pasukan AS dan Kelompok Pro-Iran di Suriah
1. Pertempuran terbaru
Setelah tercatat mereda selama beberapa tahun, sebuah serangan pemberontak skala besar mengguncang wilayah pedesaan barat Aleppo pada Rabu, 27 November 2024.
Serangan tersebut merupakan serangan signifikan pertama sejak 2016. Serangan tersebut dilakukan oleh koalisi kelompok pemberontak, yang didominasi oleh Hayat Tahrir al-Sham, sebuah organisasi ekstremis yang memiliki kaitan dengan Al-Qaeda, dengan tujuan untuk menembus wilayah-wilayah yang dikuasai pemerintah.
Baca Juga: Israel Serang Faslitas Militer Suriah
Pada Jumat, 29 November 2024, para pemberontak menyerbu beberapa daerah di Aleppo setelah mereka diusir dari kota tersebut pada 2016.
Pada Sabtu, 30 November 2024, mereka maju ke Provinsi Hama di Suriah tengah dan menguasai sejumlah kota dan desa di bagian utara provinsi itu, setelah merebut wilayah-wilayah penting di Aleppo dan Idlib.
Dihadapkan dengan jumlah militan yang sangat besar dan berbagai serangan, tentara Suriah mengumumkan pengerahan kembali pasukannya untuk sementara waktu.
Baca Juga: Maria Zakharova: Rusia Kecam Keras Serangan Udara Israel ke Palmyra, Suriah, yang Tewaskan 36 Orang
Media pemerintah Suriah dan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah lembaga pemantau perang yang berbasis di Inggris, pada Minggu melaporkan bahwa pasukan pemerintah melancarkan serangan balasan di wilayah pedesaan utara Hama, merebut kembali area-area penting dari kelompok pemberontak.