Indonesia Ajak Swiss Berinvestasi di Sektor Ekonomi Hijau dan Ekonomi Digital
- Penulis : M. Imron Fauzi
- Senin, 25 November 2024 01:45 WIB
“Sekitar lebih dari 150 perusahaan Swiss telah hadir di Indonesia dan beberapa di antaranya sudah berdiri di sana selama lebih dari 50 tahun. Beberapa di antaranya telah menjadikan Indonesia sebagai basis perluasan bisnis di kawasan maupun secara global,” tuturnya.
Swiss merupakan penyumbang investasi asing (FDI) terbesar ketiga bagi Indonesia di antara negara-negara Eropa, dengan nilai investasi mencapai 1,28 miliar dolar AS dalam lima tahun terakhir.
Hilirisasi
Baca Juga: Piala Eropa 2024: Singkirkan Swiss Lewat Adu Tendangan Penalti, Inggris ke Semifinal
Sementara itu, Deputi Kementerian Investasi dan Hilirisasi Nurul Ichwan menggarisbawahi fokus Indonesia pada hilirisasi untuk memperkuat daya saing global.
Nurul menyebutkan bahwa pemerintah memproyeksikan 28 komoditas dari delapan sektor untuk diolah lebih lanjut, membuka peluang besar bagi kolaborasi dengan mitra internasional.
"Mengapa Indonesia layak dipertimbangkan? Karena apabila berbicara tentang 20 besar negara tujuan investasi, Indonesia adalah salah satunya. Dilihat dari data realisasi investasi 2023 dibandingkan dengan 2018, angkanya telah mencapai dua kali lipat,” ujarnya.
Baca Juga: Laporan FRA: Hampir 50 Persen Umat Islam di Uni Eropa Alami Diskriminasi dan Ujaran Kebencian
Indonesia merupakan salah satu dari 20 besar negara tujuan investasi, dengan pertumbuhan PDB sebesar 5,2 persen.
Realisasi investasi meningkat dua kali lipat dari 721 juta dolar AS pada 2018 menjadi 1,4 miliar dolar AS pada 2023. Pada 2045, pertumbuhan PDB Indonesia diproyeksikan menjadi 6 persen hingga 7 persen melebihi negara-negara G20 dan ASEAN.
Dalam forum bisnis tersebut, perwakilan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Bank Indonesia (BI) London turut memberikan wawasan tentang sektor strategis yang terbuka untuk investasi.
Baca Juga: Uni Eropa Desak Israel Pertimbangkan Lagi Larangan terhadap UNRWA
BRIN menyoroti potensi di bidang teknologi digital, e-commerce, fintech, penyedia infrastruktur digital dan komunikasi, manufaktur, rantai pasok dan logistik, teknologi kesehatan, serta energi terbarukan termasuk kendaraan listrik (EV).