Catatan Denny JA: Air Mata Jurnalis Perang, Inspirasi dari Film Lee
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Jumat, 25 Oktober 2024 07:29 WIB
Potret-potret wajah para tahanan yang kurus kering, tubuh-tubuh yang hancur, dan tumpukan mayat menciptakan gambaran yang tak terlupakan.
Namun, Miller bukan hanya menyaksikan kengerian ini melalui lensa kameranya. Dia hidup bersama trauma yang ditinggalkan oleh pengalaman-pengalaman itu.
Setelah perang, dia menderita depresi berat. Ketidak-mampuannya untuk memproses semua kekerasan dan kehancuran yang dia lihat membawanya semakin menjauh dari dunia, bahkan dari keluarganya.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ilmu Menjadi Tanah Air Pengganti
Setiap hari adalah pertarungan untuk melupakan atau mencoba memahaminya.
Karya Legendaris Lee Miller
Karya-karya Lee Miller tidak hanya dikenal karena kualitas teknis atau keindahan artistiknya, tetapi karena kemampuannya menangkap momen-momen manusiawi di tengah kehancuran.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Untuk Mereka yang Terbuang di Tahun 1960-an
Foto dirinya di bak mandi Hitler di apartemen pribadi sang diktator di Munich adalah salah satu gambar paling ikonik dari zamannya. Dalam foto tersebut, Lee duduk di bak mandi, sepatu bot yang kotor tergeletak di lantai—sebuah simbol ironi, keangkuhan, dan kemenangan.
Foto itu melambangkan bagaimana perang dapat membawa seseorang dari kemewahan ke kengerian.
Namun, meskipun karyanya sangat dihargai, Lee menyembunyikan sebagian besar hasil karyanya setelah perang. Foto-foto, catatan, dan artefak lainnya disimpan di loteng rumahnya di Inggris selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Seniman yang Tak Kembali
Dia enggan berbicara tentang perang, seolah-olah menyimpan karya-karyanya juga berarti menyimpan kenangan yang paling menyakitkan.