Pakar Militer Nidal Zahwi: AS dan Barat "Melemahkan" Kemampuan Tentara Lebanon Hingga Sulit Melawan Israel
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 06 Oktober 2024 13:49 WIB
"Keberadaan pangkalan ini tidak sah, dibentuk tanpa koordinasi resmi dengan pihak berwenang Lebanon dan tanpa persetujuan resmi dari kepala negara, melainkan hanya berdasarkan perjanjian tertutup dengan sekelompok komandan Tentara Lebanon," kata Zahwi.
Menjelaskan betapa tergantungnya tentara Lebanon pada AS, Zahwi menyebutkan sebuah insiden di perbatasan beberapa tahun lalu, ketika seorang penjaga perbatasan Lebanon, tanpa perintah, menembaki sebuah drone Israel yang memasuki wilayah udara Lebanon.
"Saat itu, pihak Amerika membekukan pasokan amunisi kaliber 5,65 ke tentara Lebanon selama hampir dua tahun," ia menambahkan.
"Tentara Lebanon tidak memiliki kekuatan atau sarana untuk melawan intervensi darat Israel. Teknologi militer Israel sepenuhnya unggul dibandingkan dengan Lebanon," simpul pakar militer tersebut.
Pada Selasa, 1 Oktober 2024, tentara Israel memulai operasi darat terbatas di Lebanon selatan, berusaha menguasai permukiman di perbatasan.
Sejak 23 September 2024, permukiman di selatan dan timur Lebanon, serta pinggiran selatan Beirut, telah menjadi sasaran pemboman besar-besaran.
Baca Juga: Liga Arab Adakan Pertemuan Darurat di Kairo Mesir, Bahas Serangan Israel ke Lebanon
Hingga saat ini, lebih dari satu juta warga sudah menjadi pengungsi, lebih dari 2.000 warga Lebanon tewas, dan sekitar 9.000 terluka.***