DECEMBER 9, 2022
Internasional

Liga Arab Adakan Pertemuan Darurat di Kairo Mesir, Bahas Serangan Israel ke Lebanon

image
Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, dengan keras mengutuk serangan ledakan alat penyeranta (pager) di Lebanon yang diduga dilakukan oleh Israel dan memperingatkan adanya risiko peningkatan ketegangan di Timur Tengah, demikian disampaikan organisasi tersebut./ANTARA/Anadolu/py

ORBITINDONESIA.COM - Liga Arab mengadakan pertemuan darurat di Kairo pada Kamis, 3 Oktober 2024, untuk membahas serangan Israel yang sedang berlangsung di Lebanon, di tengah meningkatnya ketegangan regional.

Pertemuan Liga Arab tersebut diusulkan oleh Irak untuk membahas eskalasi militer Israel terhadap Lebanon, dampak kemanusiaannya, dan cara menyediakan bantuan medis serta makanan bagi warga yang terdampak, menurut laporan kantor berita Mesir MENA.

Negara-negara Liga Arab juga akan mendiskusikan seruan bagi masyarakat internasional "untuk mendukung rakyat Lebanon dan bekerja sama dengan organisasi internasional untuk memberikan bantuan secepat mungkin".

Baca Juga: Hentikan Perang di Gaza, OKI dan Liga Arab Beri Mandat kepada Indonesia

Sejak 23 September 2024, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang menargetkan kelompok Hizbullah di Lebanon.

Serangan Israel menewaskan lebih dari 1.100 korban dan melukai lebih dari 2.950 orang lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

Serangan udara tersebut menandai eskalasi lebih lanjut dalam setahun perang lintas batas antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangan brutal Tel Aviv di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.800 korban sebagai balasan atas serangan kelompok Palestina, Hamas, tahun lalu.

Baca Juga: Liga Arab Desak Konferensi Perdamaian Internasional tentang Palestina untuk Dorong Solusi Dua negara

Sedikitnya 1.928 korban tewas, lebih dari 9.200 orang terluka, dan 1,2 juta lainnya mengungsi, menurut otoritas Lebanon.

Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.***

Sumber: Antara

Berita Terkait