DECEMBER 9, 2022
Gaya Hidup

Hari Kunjung Perpustakaan: Berwisata Pustaka, Sarana Membangun Manusia Bermakna

image
Masukkan Perpustakaan dalam daftar agenda rekreasi ilmiah yang akan mengantarkan anda menjadi manusia bermakna. ANTARA/Sizuka.

ORBITINDONESIA.COM - Ke mana saja Anda selama ini bertamasya? Pergi ke taman hiburan, menonton konser, atau jalan-jalan ke pusat perbelanjaan? Adakah perpustakaan terselip menjadi salah satu destinasi wisata Anda?

Jika belum, mulailah memasukkan perpustakaan dalam daftar kunjungan sebagai agenda wisata pustaka yang akan mengantarkan Anda selangkah lebih mudah menjadi manusia makin bermakna.

September telah dinobatkan sebagai bulan Gemar Membaca dan 14 September ditetapkan menjadi Hari Kunjung Perpustakaan (HKP) berdasarkan ketetapan Presiden Soeharto kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI dengan Surat Nomor 020/A1/VIII/1995 tertanggal 11 Agustus 1995.

Baca Juga: Gol A Gong Kritisi Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Ridwan Bae, tentang Pentingnya Perpustakaan

Dua hal yang setidaknya membuktikan betapa pemerintah memiliki obsesi tinggi dalam membangun SDM unggul berliterasi mumpuni.

Meski pertumbuhan minat masyarakat terhadap kegiatan rekreasi ilmiah di perpustakaan terbilang amat lambat, kondisi tersebut tak menyurutkan pembangunan infrastruktur fasilitas baca. Perpustakaan Nasional, perpustakaan umum, perpustakaan daerah, perpustakaan kampus/sekolah, hingga komunitas dan beragam tempat baca yang dibangun sedemikian rupa hadir di mana-mana demi menjangkau para pemustaka.

Perpustakaan Nasional di Jakarta kini menjelma megah dengan 27 lantai setinggi 126,3 meter, menjadikannya perpustakaan tertinggi di dunia. Bangunan seluas 50.917 m2 yang menjadi pusat koleksi buku, dengan berbagai fasilitas seperti area budaya baca, pusat data, ruang teater, layanan audiovisual, serta menjadi lokasi kantor Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Baca Juga: Ucapan Penulis Ternama Umberto Eko tentang Buku dan Perpustakaan Pribadi

Sementara perpustakaan daerah telah banyak berbenah, tak hanya berupa gedung dan fasilitas pendukung, tetapi juga paradigma baru dalam menjemput pembaca dengan perpustakaan keliling.

Armada yang digunakannya pun beragam menyesuaikan kondisi lapangan dan anggaran. Ada yang berupa mobil, sepeda motor, becak, hingga perahu. Singkatnya, segala upaya dilakukan para pengelola perpustakaan untuk memastikan seluruh lapisan masyarakat tersentuh oleh buku.

Anggota masyarakat lain yang memiliki rezeki berlebih seolah tak mau kalah. Mereka berlomba membangun wahana pustaka dalam bermacam rupa yang membuat para pembaca betah berlama-lama. Ada ruang baca yang diselipkan dalam konsep kafe, perpustakaan yang terintegrasi dengan bengkel seni, bahkan benar-benar perpustakaan yang didirikan perseorangan dengan ruangan yang nyaman dan bangunan menawan.

Baca Juga: Perpustakaan Jakarta Timur Putar Film Kartun untuk Naikkan Minat Baca Anak

“Omah Library” di Kota Tangerang dan “Baca Di Tebet” di Jakarta Selatan adalah contoh perpustakaan swasta yang membanggakan karena keikutsertaan masyarakat dalam mencerdaskan bangsa.

Halaman:
1
2
3
4
Sumber: Antara

Berita Terkait