The Strongman Karya Gideon Rachman dan Fascism Karya Madaleine Albright, Buku Bagus untuk Pahami Dilema Politik
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 12 September 2024 16:40 WIB
Di antara dua dunia ini, Rachman dan Albright berdiri sebagai pengingat. Mereka sama-sama memperingatkan kita akan bahaya pemimpin kuat yang datang dengan janji stabilitas di saat krisis. Namun, perbedaan mereka terletak pada jalan yang mereka telusuri.
Rachman melihat ke masa kini, pada pemimpin seperti Donald Trump, Vladimir Putin, atau Jair Bolsonaro—para pemimpin yang muncul dari krisis modern dan ketidakpuasan globalisasi. Mereka memegang kendali atas demokrasi, tetapi secara perlahan meruntuhkan pilar-pilar kebebasan dari dalam.
Sementara itu, Albright memandang lebih dalam ke sejarah. Dia mengingatkan kita bahwa bayangan fasisme tidak pernah benar-benar hilang. Ia mungkin telah berubah bentuk, namun esensinya tetap sama—otoritarianisme yang mengancam kebebasan dan martabat manusia.
Dia memperingatkan bahwa demokrasi bisa hilang bukan hanya melalui perang, tetapi melalui langkah-langkah kecil yang membawa kita semakin jauh dari kebebasan yang sesungguhnya.
Keduanya berbicara tentang kekuasaan yang terlalu besar, dan harga yang harus dibayar untuk kebebasan yang dikorbankan. Rachman berbicara tentang para strongman modern yang meraih kekuasaan melalui krisis, sementara Albright memperingatkan kita tentang fasisme yang terus mengintai, siap merasuki dunia yang lemah.
Dalam dua suara yang berbeda, mereka menyampaikan satu pesan yang sama: kewaspadaan adalah kunci agar kebebasan tetap hidup di dunia yang rapuh ini.
Baca Juga: SATUPENA Akan Terbitkan Buku Kumpulan Esai, Puisi, Puisi Esai, dan Cerpen Tentang Pilkada 2024
Maryland, 11 Sept 2024
Albertus M. Patty. ***