Dokter Dilarang Pakai Jilbab, Ketua MUI Minta Kasus Dugaan Diskriminasi RS Medistra Diusut
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Minggu, 01 September 2024 21:56 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Sikap rasis dan diskriminatif yang diduga dilakukan oleh RS Medistra, Jakarta Selatan (Jaksel) menuai banjir protes dari masyarakat.
Sebelumnya, seorang dokter spesialis bernama Dr dr Diani Kartini, SpB Subsp.Onk (K) yang bekerja di RS Medistra melayangkan surat protes kepada pihak manajemen rumah sakit tempat dia bekerja.
Isi surat tersebut menanyakan alasan pihak RS Medistra yang pada sesi wawancara rekrutmen pegawai, meminta kesediaan seorang dokter dan perawat untuk melepas jilbabnya jika diterima bekerja.
Baca Juga: Dokter Anak dan Kepala BKKBN Sebut Tak Ada Kaitan Obesitas pada Anak dengan AMDK Galon Polikarbonat
Menurut dr Diani, hal tersebut sangat disayangkan dan tidak pantas terjadi si rumah sakit yang berstandar internasional.
Masalah tersebut akhirnya sampai ie telinga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH. Muhammad Cholil Nafis.
Melalui kicauan di akun X (dulu Twitter), Cholil Nafis menuliskan pesan yang menggigit kepada pihak RS Medistra berkaitan dengan masalah tersebut.
Menurutnya, rumah sakit yang masih phobia dengan jilbab sebaiknya tidak perlu beroperasi di wilayah Indonesia.
Pasalnya, Indonesia sudah merdeka dan semua warganya bebas menjalankan keyakinannya masing-masing dan hal itu dilindungi oleh undang-undang.
"Rumah Sakit yang masih phobia hijab begini baiknya tak usah buka di Indonesia karena kita sudah merdeka dan dijamin kebebasan untuk menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Tolong pihak berwenang agar kasus di RS itu diusut ya agar tak menjadi preseden buruk," ungkapnya.
Baca Juga: Viral, Dokter Spesialis Layangkan Surat Protes Larangan Berjilbab ke RS Medistra, Ini Isi Lengkapnya
Pesan salah satu pimpinan MUI tersebut langsung dibanjiri komentar warganet.
"Aduh yaiiiui banyak banget RS yang anti hijab gini. Cara ceknya relatif mudah, kalo datang ke sana sebagai pasien staf nya gak ada yang jilbaban, nah itu gejalanya," komentar netizen.
"Di bandung praktik beginian juga masih berjalan, cuma pada diem aja.hayo jujur!!!" komentar lainnya.***