DECEMBER 9, 2022
Internasional

Relawan MER-C: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara Kekurangan Pasokan Listrik, tapi Struktur Masih Bagus

image
Relawan organisasi kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dr. Dany Kurniadi Ramdhan Sp.BS (kiri), didampingi relawan Marissa Noriti, menyampaikan pernyataannya melalui siaran video dari RS Indonesia di Gaza utara dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 12 Agustus 2024. ANTARA/Nabil Ihsan.

ORBITINDONESIA.COM - Organisasi kerelawanan medis Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyatakan, meski kondisi struktural Rumah Sakit Indonesia di Bait Lahiya, Gaza Utara, masih stabil namun  penyediaan sumber listrik kini menjadi persoalan utama di rumah sakit tersebut.

“Setelah kami tinjau, secara umum yang paling membutuhkan perbaikan segera adalah sumber listrik,” ucap relawan MER-C yang bertugas di Rumah Sakit Indonesia, Dany Kurniadi Ramdhan melalui saluran video langsung dari Gaza Utara, sebagaimana dipantau dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 12 Agustus 2024.

Dany menjelaskan, sumber listrik Rumah Sakit Indonesia saat ini hanya berasal dari panel surya yang tersisa dan hanya dapat memproduksi 20 persen dari kapasitas maksimumnya, serta dari generator bensin yang pengoperasiannya amat tergantung dengan pengiriman bahan bakar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Kementerian Luar Negeri RI: Indonesia Kutuk Keras Pembantaian Warga Palestina oleh Israel di Sekolah Gaza

Ia mengatakan, terbatasnya pasokan listrik amat berdampak pada kemampuan RS Indonesia memaksimalkan pelayanan bagi warga Palestina yang terluka akibat pengeboman Israel. Terlebih, pasokan obat-obatan, alat kesehatan, dan prostesis sudah sangat sedikit.

“Saat kami datang pun (pada 9 Agustus), kebetulan saat itu lampu mati saat tindakan operasi sedang berjalan. Akhirnya, operasi tersebut dilanjutkan meski pencahayaan hanya berasal dari lampu ponsel,” kata dokter spesialis bedah saraf itu.

Tidak stabilnya aliran listrik juga berpotensi merusak perangkat kesehatan yang masih digunakan. Padahal, tak sedikit perangkat medis di RS Indonesia, seperti peralatan CT-scan, USG, serta alat tes darah dan tes hepatitis, sudah rusak akibat serangan Israel.

Baca Juga: Sebagian Besar Korban Serangan Brutal Israel di Sekolah Gaza Terkena Luka Bakar dan Kehilangan Anggota Tubuh

Apalagi, pasukan Israel juga sempat menduduki RS Indonesia dan menjadikannya pangkalan militer.

Sementara itu, Dany mengatakan bahwa kerusakan struktural di RS Indonesia tidak terlalu parah, bahkan usai dua lantai teratas bangunan rumah sakit tersebut terbakar akibat gempuran Israel.

“Secara struktural, gedungnya masih bagus, hanya memang ada beberapa bekas lubang dan kebakaran akibat roket dan ledakan yang harus diperbaiki,” kata dia.

Baca Juga: Josep Borrel dari Uni Eropa Kecam Keras Serangan Israel Terhadap Warga Palestina yang Mengungsi di Sekolah Gaza

Akses jalan ke RS Indonesia yang hancur dan terhalang bangkai kendaraan yang terbakar juga telah berangsur-angsur dibersihkan, ucap relawan MER-C itu.***
 

Sumber: Antara

Berita Terkait