DECEMBER 9, 2022
Internasional

Jubir Gedung Putih, Sean Savett: Presiden AS Joe Biden Awasi Ketat Serangan antara Israel dengan Lebanon

image
Foto arsip - Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) bertemu di Tel Aviv, Israel pada 18 Oktober 2023. (ANTARA/Anadolu Agency)

ORBITINDONESIA.COM - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengawasi ketat peristiwa di Israel dan Lebanon, demikian ungkap Gedung Putih pada Sabtu, 24 Agustus 2024, setelah Israel meluncurkan serangkaian serangan udara ke Lebanon sebagai balasan atas apa yang disebut persiapan Hizbullah untuk serangan skala besar.

Joe Biden "telah bertemu tim keamanan nasionalnya sepanjang malam dan atas arahannya, pejabat senior AS telah berkomunikasi terus-menerus dengan rekan-rekan mereka di Israel," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Sean Savett kepada Anadolu dalam sebuah pernyataan.

"Kami akan terus mendukung hak Israel untuk membela diri, kami akan tetap berupaya menjaga stabilitas regional," tambah tentang tindakan Presiden Joe Biden.

Baca Juga: Jubir Hamas di Lebanon Tidak Melihat Ada Kemajuan Dalam Pembahasan Sandera dengan Israel

Sementara itu, seorang pejabat Israel pada Minggu, 25 Agustus 2024 mengatakan bahwa pihaknya telah memberitahu AS perkembangan serangan ke Lebanon, menurut media berita Israel Walla.

Menurut Pentagon, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah berbicara lewat telepon dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant untuk membahas pertahanan Israel melawan serangan Hizbullah Lebanon.

"Menteri Austin memastikan komitmen teguh AS untuk pertahanan Israel dalam menghadapi berbagai serangan oleh Iran dan mitra regional maupun proksinya," sebut juru bicara Mayor Jenderal Pat Ryder dalam pernyataan.

Baca Juga: Serangan Udara Israel di Lebanon Selatan Tewaskan 564 Orang Sejak Oktober 2023, Lebih 1.800 Lainnya Terluka

Namun, masih belum jelas kapan percakapan lewat telepon tersebut berlangsung, atau jika ada perkembangan yang diberitahukan.

Serangan yang terjadi kembali meningkatkan potensi perang regional di tengah perundingan yang sedang berlangsung di Kairo, Mesir, yang bertujuan untuk melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza yang terkepung, dan pertukaran tawanan.

Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan pesawat tempur menargetkan posisi Hizbullah di tengah persiapan kelompok Lebanon itu untuk melakukan serangan besar-besaran terhadap Israel.

Baca Juga: Rumah di Israel Utara Rusak Terkena Roket Hizbullah yang Ditembakkan dari Lebanon Selatan

Ia mendesak penduduk Lebanon yang tinggal di selatan Sungai Litani untuk segera mengungsi, sambil memperingatkan bahwa Israel bertekad untuk menetralisir segala ancaman terhadapnya.

Seorang koresponden Anadolu mengatakan serangan udara Israel menargetkan 17 area dan kota di Lebanon selatan, sementara para saksi melaporkan bahwa puluhan roket dan drone diluncurkan dari wilayah Lebanon ke Israel.

Dalam dua pernyataan terpisah, Hizbullah juga melaporkan ada 10 lokasi di Israel utara yang terkena serangan mereka.

Baca Juga: Lebanon Adakan Pertemuan Darurat Pasca Serangan Udara Besar-besaran Israel, Terparah Sejak Oktober 2023

Ini adalah serangan paling intens sejak penembakan lintas batas antara Hizbullah dan Israel yang dimulai pada 8 Oktober.

Demi keamanan, otoritas Bandara Israel mengumumkan bahwa penerbangan yang berangkat dari Bandara Ben Gurion ditunda dan tidak akan lepas landas dalam beberapa jam ke depan. Otoritas tersebut menyarankan para pelancong untuk mendapatkan informasi terbaru tentang perubahan jadwal dari maskapai penerbangan.

Pada Jumat malam, 23 Agustus 2024, Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap dua zona militer dan tentara Israel di dekat perbatasan selatan Lebanon dengan dua drone kamikaze.***

Sumber: Antara

Berita Terkait