DECEMBER 9, 2022
Internasional

Jubir Hamas di Lebanon Tidak Melihat Ada Kemajuan Dalam Pembahasan Sandera dengan Israel

image
Arsip foto - Sebuah bus yang mentransfer tahanan Palestina tiba di kota Tepi Barat Al-Bireh, 26 November 2023. Sekitar 30 tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel tiba di Tepi Barat pada Minggu, menyusul pembebasan 17 sandera oleh Hamas pada putaran kedua pertukaran tahanan-sandera di bawah kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. (ANTARA/Xinhua/Nidal Eshtayeh/pri.)

ORBITINDONESIA.COM - Juru bicara gerakan Palestina Hamas di Lebanon, Ahmad Abdul Hadi, mengatakan pada Minggu, 18 Agustus 2024 bahwa tahap pertama pembicaraan terkait sandera dengan Israel tidak menunjukkan kemajuan.

Pada Kamis dan Jumat, 15 dan 16 Agustus 2024, pembicaraan tentang gencatan senjata di Jalur Gaza diadakan di Doha dengan keterlibatan Qatar, Mesir, Amerika Serikat, dan Israel.

Pihak pimpinan Hamas menolak untuk berpartisipasi dalam pembicaraan tersebut karena kurangnya kejelasan mengenai syarat-syarat gencatan senjata.

Baca Juga: Hamas Tolak Hadiri Undangan Gencatan Senjata

Portal berita Axios melaporkan pada Sabtu, 17 Agustus 2024, mengutip pejabat yang akrab dengan masalah ini, bahwa Presiden AS Joe Biden berupaya menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera pada akhir pekan depan.

Biden juga berupaya mencegah Iran dan gerakan Hizbullah Lebanon melancarkan serangan terhadap Israel, sebuah tindakan yang dapat menghambat upaya diplomatik.

"Pemerintahan Biden mencoba menunjukkan bahwa situasinya positif. Tetapi putaran pertama menunjukkan tidak ada perbaikan," kata Abdul Hadi dalam wawancara dengan Sky News.

Baca Juga: Misi Tetap Iran di PBB: Teheran Tidak Terlibat Dalam Pembahasan Gencatan Senjata Antara Hamas dan Israel

Menurut Abdul Hadi, pernyataan Biden bahwa dia optimis tentang prospek kesepakatan antara pihak-pihak yang terlibat dan bahwa hanya ada beberapa isu yang perlu disepakati dibuat hanya untuk "membuat semuanya terdengar positif di media" dan untuk "menjaga Poros Perlawanan tetap tenang serta mencegah respons pembunuhan dan tidak tergelincir ke dalam perang regional."

Juru bicara gerakan tersebut menambahkan bahwa para mediator melaporkan bahwa isu-isu kontroversial dalam pembicaraan belum terselesaikan.

Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengajukan lebih banyak syarat dan memperumit situasi.

Baca Juga: Hamas Kecam Keras Penggunaan Warga Gaza Sebagai Tameng Manusia oleh Tentara Israel Dalam Operasi Militernya

Pernyataan bersama oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir yang diterbitkan oleh kantor Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi, menyatakan bahwa para mediator telah mengajukan proposal gencatan senjata kepada Israel dan Hamas yang mengurangi perbedaan antara kedua pihak.

Pembicaraan yang berlangsung di ibu kota Qatar, Doha, pada Kamis dan Jumat berlangsung serius dan konstruktif serta dalam suasana yang positif, demikian menurut pernyataan tersebut.

Pejabat tinggi Pemerintah dari Mesir, Amerika Serikat, dan Qatar akan bertemu di Kairo sebelum akhir pekan depan dengan harapan mencapai kesepakatan sesuai dengan syarat yang diajukan pada Jumat.***

Sumber: Antara

Berita Terkait