Juru Bicara WMO, Clare Nullis: Perubahan Iklim Menjadi Kekuatan Pendorong Utama Panas Ekstrem di Seluruh Dunia
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 14 Agustus 2024 06:54 WIB
Panas ekstrem di Italia
Gelombang panas ekstrem yang berasal dari Afrika diperkirakan akan melanda Italia sepanjang minggu ini, dengan suhu yang mungkin mencapai 40 derajat Celsius (104 derajat Fahrenheit) pada Kamis, 15 Agustus.
Kementerian Kesehatan telah menempatkan 19 kota, termasuk Roma, dalam kategori "merah", yang menunjukkan tingkat risiko tertinggi untuk Selasa, 13 Agustus.
Baca Juga: Kebakaran Hutan di Yunani Dipicu oleh Perubahan Iklim dan Angin Kencang Menewaskan Satu Orang
Media Italia melaporkan bahwa suhu di Mont Blanc, puncak tertinggi di Pegunungan Alpen, tetap di atas 0 derajat Celsius (32 derajat Fahrenheit) selama 33 jam, menimbulkan kekhawatiran bahwa gletser gunung tersebut "sekarat" akibat panas yang ekstrem.
Swiss
Swiss mengalami panas yang intens sepanjang akhir pekan, dengan suhu mencapai 33 derajat Celsius (lebih dari 91 derajat Fahrenheit) di Jenewa dan 34 derajat Celsius (lebih dari 93 derajat Fahrenheit) di Zurich pada 12 Agustus.
Baca Juga: Kesepakatan Dana Perubahan Iklim untuk Indonesia, yang Dijanjikan Senilai USD 20 miliar, Kini Macet
Beberapa wilayah yang terkena gelombang panas mengalami hujan petir pada Senin malam.
Di kanton Ticino, panas yang ekstrem terus berlanjut. Kantor Federal Meteorologi dan Klimatologi Swiss (MeteoSwiss) mencatat suhu tertinggi tahun ini sebesar 35,8 derajat Celsius (lebih dari 96 derajat Fahrenheit) pada 10 Agustus.
Suhu di seluruh Swiss diperkirakan akan turun sekitar 4 derajat mulai Rabu.
Baca Juga: Diskusi Satupena, Yohanes Wahyu Prasetyo: Perubahan Iklim Merupakan Contoh Dosa Struktural
Eropa