Qurban dalam Ritual Idul Adha sebagai Simbol Solidaritas Sosial
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Selasa, 06 Agustus 2024 07:33 WIB

Kepemihakan Islam terhadap komunitas manusia yang miskin atau dimiskinkan oleh struktur sosialnya merupakan komitmen utama Islam. Menyembelih hewan dari perspektif moral adalah menyembelih sifat-sifat kebinatangan yang menyesatkan dan yang seringkali tidak peka dan tak peduli terhadap penderitaan orang lain.
Nah, jika demikian, maka pemaknaan atau pemahaman kita atas teks suci ini tidak harus terpaku pada makna dan bentuk literal, tekstual, harfiyah. Karena ia bisa bernuansa dan mengandung makna simbolik yang menyimpan makna tujuan esensial agama.
Saya selalu ingin mengatakan bahwa teks atau narasi apapun, termasuk al-Qur'an dan hadits Nabi, tidak hadir dalam ruang hampa. Ia selalu hadir untuk merespons kasus, persoalan, atau peristiwa yang ada saat dan tempat serta budaya di mana teks itu dihadirkan.
Menarik sekali pernyataan Dr. Nasr Hamid Abu Zaid. Ia juga seperti hendak mengkritisi cara pandang keagamaan yang berkembang. Pemikir progresif dari Mesir ini mengatakan:
الواقع هو الأصل، ولا سبيل إلى إهداره. من الواقع تكوّن النص، ومن لغته وثقافته صيغت مفاهيمه، ومن خلال حركته بفاعلية البشر تتجدد دلالته.. فالواقع أولاً، والواقع ثانياً، والواقع أخيراً. وإهدار الواقع لحساب نصّ جامد ثابت المعنى والدلالة يحول كليهما إلى أسطورة.. يتحول النص إلى أسطورة عن طريق إهدار بعده الإنساني والتركيز على بعده الغيبي . (نقد الخطاب الديني)
"Realitas adalah dasar dan ia tidak mungkin diingkari/diabaikan. Dari kenyataan (realitas) lahirlah teks. Dari bahasa dan budaya teks terbangunlah sistem pengetahuan (epistem). Sejalan dengan dialektika sosial, pemahaman atasnya akan terus berkembang.
Baca Juga: Ketua MUI Bidang Fatwa Imbau Pengelola Ibadah Kurban untuk Tidak Mencemari Lingkungan
Mengabaikan kenyataan hanya karena mempertahankan/mempertimbangkan teks yang beku, tanpa perubahan atas pemaknaannya akan menjadikan teks sebagai legenda.
Ini terjadi karena ia telah mengabaikan dimensi kemanusiaan dan memfokuskan diri pada dimensi masa lalu yang pergi”. (Naqd al Khithab al Diniy, hal. 99).
Mengapa dan untuk Apa Kurban Hewan Ternak
Baca Juga: Kebiasaan Unik Artis Irfan Hakim: Ajak Sapi Kurban Mengobrol Sebelum Disembelih
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad hadir di Jazirah Arabia. Salah satu budaya utama yang mendominasi Jazirah Arab sebelum munculnya Islam adalah budaya nomaden dalam sistem kesukuan.