Seluruh Penerbangan di Bandara Rafic Hariri Beirut Dihentikan di Tengah Ancaman Serangan Israel ke Lebanon
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 29 Juli 2024 11:26 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Seluruh keberangkatan dan kedatangan di Bandara Internasional Rafic Hariri Beirut ditunda atau dibatalkan akibat adanya ancaman serangan Israel ke Lebanon.
Penerbangan mulai malam Ahad, 28 Juli 2024, dan seterusnya telah ditangguhkan, menurut layar informasi keberangkatan dan kedatangan di bandara Beirut, Lebanon pada hari Minggu.
Informasi penerbangan dan situs bandara mengindikasikan penerbangan ke dan dari Beirut, Lebanon ke sejumlah tujuan di dunia bertanda "dibatalkan" atau "ditunda'.
Baca Juga: Wakil Sekjen Hizbullah, Naim Qassem: Hamas Bakal Berperan Penting di Politik Palestina Pascaperang
Pembatalan dan penundaan tersebut diperkirakan akan berlanjut hingga Senin pagi.
Maskapai penerbangan utama Lebanon, Middle East Airlines (MEA), sebelumnya mengumumkan bahwa beberapa penerbangan yang dijadwalkan berangkat dari Beirut akan ditunda hingga pagi hari tanggal 29 Juli.2024.
MEA merupakan maskapai nasional Lebanon di Beirut dan mengoperasikan penerbangan ke sejumlah tujuan di Timur Tengah, Eropa, Afrika dan lainnya.
Sebelumnya Amerika Serikat, Inggris dan Prancis mengeluarkan peringatan keamanan bagi warganya dan mengimbau mereka untuk tidak bepergian ke Lebanon, dengan alasan potensi gangguan dalam perjalanan udara karena meningkatnya ketegangan regional.
Ketegangan di wilayah tersebut meningkat setelah tentara Israel pada Ahad mengusulkan pemerintah skenario serangan terhadap kelompok Hizbullah Lebanon menyusul serangan roket yang menewaskan 12 orang di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, menurut media Israel.
Namun tuduhan Israel bahwa Hizbullah menyerang kota Majdal Sharms pada Sabtu, 27 Juli 2024, telah disangkal kelompok itu.
Menurut Radio Militer Israel, militer telah merumuskan skenario potensi serangan terhadap Hizbullah dan mendiskusikannya di tingkat politik guna menilai situasi.
Diskusi tersebut membahas kemungkinan “melakukan aksi militer yang lebih keras” di Lebanon, kata lembaga penyiaran tersebut.
Pada Sabtu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah bahwa Hizbullah akan “membayar harga yang mahal” atas serangan tersebut.
Baca Juga: Ketegangan Baru Israel vs Hizbullah, Mesir Peringatkan Untuk Tidak Buat Perang Baru di Lebanon
Kekhawatiran berkembang mengenai perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah pertukaran serangan lintas batas antara kedua belah pihak.
Peningkatan ini terjadi di tengah serangan mematikan Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 39.300 orang sejak Oktober lalu menyusul serangan kelompok perlawanan Palestina Hamas.***