Wakil Sekjen Hizbullah, Naim Qassem: Hamas Bakal Berperan Penting di Politik Palestina Pascaperang
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 06 Juli 2024 01:15 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Gerakan Palestina Hamas akan memainkan peran penting dalam arena perpolitikan Palestina bila kondisi perang telah berakhir di Jalur Gaza, kata Wakil Sekjen Hizbullah Naim Qassem kepada Sputnik dalam sebuah wawancara pada Jumat, 5 Juli 2024.
"Ada pembicaraan tidak langsung yang dilakukan dengan gerakan tersebut, dan itulah sebabnya, setelah gencatan senjata, Hamas akan tegas berdiri di arena politik Palestina dan akan mendukung penerapan perjanjian gencatan senjata," kata Naim Qassem dalam wawancara tersebut.
Perlawanan Hamas terhadap Israel telah membawa Hamas dan sekutu-sekutunya menemui jalan buntu karena aksi militer yang sedang berlangsung di daerah kantong tersebut secara signifikan membatasi pilihan Israel untuk mengambil kendali atas Jalur Gaza pascaperang, kata Naim Qassem.
Baca Juga: Hamas Kecam Rencana Israel untuk Bangun Permukiman Baru Yahudi di Wilayah Tepi Barat yang Diduduki
"Israel tidak punya pilihan lain selain menerima persyaratan Hamas karena gerakan tersebut tidak akan menghentikan perlawanan kecuali (pasukan Israel) menghentikan penembakan dan agresi terhadap warga sipil… Untuk itu, prospek kesepakatan tetap menjadi yang paling memungkinkan hingga kini,” kata Qassem.
Pada 7 Oktober 2023, gerakan Palestina Hamas menyerang Israel dari Gaza, menewaskan lebih dari 1.100 warga Israel – baik militer maupun warga sipil – dan menculik sekitar 240 lainnya.
Sebagai balasan, Israel menerapkan blokade penuh terhadap Gaza dan memulai kampanye pengeboman dan invasi darat ke daerah kantong Palestina dengan tujuan melenyapkan Hamas dan menyelamatkan para sandera.
Baca Juga: Biro Politik Hamas, Osama Hamdan: Dermaga Buatan AS di Gaza Hanya Sekadar Pertunjukan Politik
Otoritas Zionis itu sejauh ini telah membunuh lebih dari 38.000 warga Palestina dan melukai sekitar 87.400 lainnya sejak 7 Oktober, menurut pihak berwenang setempat.
Sementara itu, situasi di perbatasan Israel-Lebanon memburuk setelah dimulainya operasi militer Israel di Jalur Gaza.
Tentara Israel dan pejuang Hizbullah Lebanon secara rutin saling menembak di posisi masing-masing di daerah sepanjang perbatasan.***