DECEMBER 9, 2022
Kolom

Budhy Munawar-Rachman: Lomborg, Ekologi, dan Ulil 

image
Budhy Munawar-Rachman (Foto: Youtube)

Kritik saya setelah membaca buku Lomborg di atas, coba saya urai lebih sistematis berdasar bahan-bahan yang bisa saya akses di bawah ini: 

Metodologi dan Interpretasi Data: Salah satu kritik utama terhadap buku ini adalah metodologi dan interpretasi data yang digunakan Lomborg. Lomborg sering mengutip data statistik dan model ekonomi untuk mendukung klaimnya bahwa dampak perubahan iklim tidak seburuk yang sering digambarkan oleh para ilmuwan dan media. Namun, banyak ahli lingkungan dan ekonom menuduhnya memilih data yang mendukung argumennya saja, dan mengabaikan atau mengecilkan data yang bertentangan. 

Misalnya, dalam menilai biaya kebijakan iklim, Lomborg seringkali menggunakan skenario biaya tertinggi tanpa mempertimbangkan potensi manfaat jangka panjang dan penghematan yang bisa dihasilkan oleh tindakan mitigasi perubahan iklim.

Baca Juga: Diskusi Satupena, Yohanes Wahyu Prasetyo: Perubahan Iklim Merupakan Contoh Dosa Struktural

Pengabaian Aspek Moral dan Keadilan: Lomborg berfokus pada analisis biaya-manfaat ekonomi dari kebijakan iklim, namun seringkali mengabaikan aspek moral dan keadilan.

Misalnya, argumen bahwa tindakan mitigasi iklim saat ini terlalu mahal dan lebih baik diinvestasikan dalam bentuk bantuan pembangunan bagi negara-negara miskin, meskipun masuk akal secara ekonomi, mengabaikan tanggung jawab moral negara-negara kaya terhadap kerusakan lingkungan yang sebagian besar mereka sebabkan. Ini masalah yang biasa disebut para ahli sebagai “keadilan iklim”.

Selain itu, dampak perubahan iklim cenderung lebih parah dirasakan oleh negara-negara miskin yang memiliki kontribusi emisi karbon yang jauh lebih kecil dibandingkan negara-negara industri maju. Ketidakadilan ini tidak mendapat perhatian yang memadai dalam analisis Lomborg.

Baca Juga: Catat! Ini Komitmen Ganjar Pranowo Mengatasi Masalah Kerusakan Lingkungan di Indonesia, Penyebab Perubahan Iklim

Penyederhanaan Kompleksitas Ilmiah: Dalam upayanya untuk membuat argumen yang mudah dipahami oleh khalayak luas, Lomborg sering menyederhanakan kompleksitas ilmiah terkait perubahan iklim. Hal ini bisa dilihat dalam cara dia mendiskusikan model prediksi iklim dan skenario dampak perubahan iklim. 

Para ilmuwan seringkali menyebutkan ketidakpastian dalam model mereka sebagai bentuk kehati-hatian dan transparansi ilmiah, namun Lomborg cenderung menafsirkan ketidakpastian ini sebagai indikasi bahwa dampak perubahan iklim mungkin tidak akan seburuk yang diperkirakan. Penyederhanaan ini berpotensi menyesatkan pembacanya, dan mengurangi urgensi tindakan yang diperlukan untuk menghadapi krisis iklim. Argumen ini yang diambil Ulil.

Ketergantungan pada Teknologi Masa Depan: Lomborg juga sering berargumen bahwa solusi teknologi di masa depan akan membantu mengatasi perubahan iklim lebih efisien daripada tindakan segera. Meskipun perkembangan teknologi memang penting, ketergantungan yang berlebihan pada teknologi masa depan bisa berisiko. 

Baca Juga: Gelombang Protes Petani Eropa Tandai Solusi Perubahan Iklim Jangan Terbatas Cuma Dibahas Para Elite

Ini karena tidak ada jaminan bahwa teknologi yang dibutuhkan akan tersedia tepat waktu atau bisa diterapkan secara luas dan murah. Selain itu, menunda tindakan mitigasi dengan harapan pada teknologi masa depan dapat memperburuk dampak perubahan iklim dalam jangka pendek dan menengah, yang kemudian akan lebih sulit dan mahal untuk diatasi.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7

Berita Terkait