DECEMBER 9, 2022
Internasional

Demonstrasi Digelar di Seluruh Prancis Menyusul Hasil Pemilu Dadakan yang Dimenangkan Aliansi Sayap Kiri

image
Arsip - Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris pada 10 April 2022. (Xinhua/Gao Jing)

ORBITINDONESIA.COM - Demonstrasi digelar di seluruh Prancis pada Minggu malam, 7 Juli 2024, menyusul hasil pemungutan suara parlemen dadakan di negara itu.

Orang-orang turun ke jalan di sejumlah kota di Prancis untuk merayakan kemenangan mengejutkan aliansi sayap kiri menurut hasil penghitungan awal.

Ketegangan meningkat di Republique Square, pusat kota Paris, di mana polisi Prancis turun tangan untuk menghadapi para pengunjuk rasa, demikian laporan harian Le Figaro. Beberapa kelompok bertopeng membakar benda-benda di jalanan, tambah harian itu.

Baca Juga: Michel Barnier: Keputusan Pemilu Dini dari Presiden Emmanuel Macron Dapat Picu Prancis Keluar dari Uni Eropa

Di kota utara Lille, polisi dilaporkan menggunakan gas air mata untuk menghalau sebanyak 500 anggota kelompok antifasis.

Marseille selatan juga dilanda aksi protes yang melibatkan 5 ribu orang, kata polisi, dengan massa meneriakkan slogan-slogan menentang kelompok sayap kanan, menurut Le Figaro.

Di kota bagian barat, Rennes, polisi menangkap 25 orang ketika ketegangan meningkat, dan menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi yang  tidak sah dan spontan. 

Baca Juga: Bahlil Lahadalia: BASF Jerman dan Eramet Prancis Tunda Investasi Pabrik Bahan Baku Baterai di Maluku Utara

Aliansi kiri Front Populer Baru (NPF) diperkirakan bisa memenangkan 187  hingga 198 kursi di majelis rendah parlemen, Majelis Nasional, menurut proyeksi terbaru berdasarkan perkiraan perusahaan survei Ifop.

Aliansi Ensemble berhaluan tengah yang didukung oleh Presiden Emmanuel Macron menduduki peringkat kedua dengan 161 hingga 169 kursi, sementara partai National Rally (RN) berhaluan kanan diperkirakan akan memperoleh 135 hingga 143 kursi.

Majelis Nasional memiliki total 577 kursi, dan tidak satu pun dari tiga blok utama diproyeksikan akan memperoleh mayoritas absolut sebanyak 289 kursi.

Baca Juga: Komisi HAM: Kasus Rasisme di Prancis Melonjak 32 Persen pada 2023, Yahudi dan Muslim Paling Tidak Ditoleransi

Putaran pertama pemilihan diadakan pada 30 Juni, di mana 76 kandidat berhasil terpilih, tanpa memerlukan putaran kedua.

RN memperoleh 29,26 persen suara sendiri atau sebanyak 37 kursi, angka yang meningkat menjadi lebih dari 33 persen ketika digabungkan dengan sekutunya.

NPF memperoleh 28,06 persen atau 32 kursi, dan aliansi Ensemble berada di posisi ketiga dengan 20,04 persen atau dua kursi.

Baca Juga: Partai Ekstrem Kanan Rassemblement Nationale Ungguli Putaran Pertama Pemilu Legislatif Prancis

Macron membubarkan parlemen dan mengumumkan pemilu awal setelah RN memperoleh lebih dari 31 persen suara dalam pemilu Parlemen Eropa pada 9 Juni, mengalahkan blok sentrisnya.***

Sumber: Antara

Berita Terkait