M. Razi Rahman: Sinyal Cengkeraman Sayap Kanan Menguat di Eropa
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 02 Juli 2024 20:28 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Prancis tengah melompat ke dalam ketidakpastian. Demikian inti komentar dari salah satu pengamat politik Prancis, Nicolas Baverez, seperti dikutip media BBC.
Pernyataan tersebut dikemukakan setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan tentang pemilu dipercepat yang digelar di Prancis pada 30 Juni 2024 untuk putaran pertama.
Putaran pertama yang dimaksud karena sistem pemilu Prancis mengharuskan caleg untuk dapat memenangi mayoritas absolut (lebih dari 50 persen) dari dapil konstituen yang hanya mewakili satu kursi.
Seluruh area milik Prancis--termasuk wilayah di luar daratan Eropa yang menjadi bagian dari Prancis--secara total memiliki 577 dapil.
Bila pada putaran pertama tidak ada caleg yang meraih mayoritas absolut, maka dilanjutkan dengan putaran kedua pada 7 Juli 2024.
Mengapa Macron memutuskan untuk menggelar pemilu tahun ini? Hal tersebut karena kemenangan besar Partai Barisan Nasional (Rassemblement National/RN) dalam pemilu Parlemen Eropa yang telah diselenggarakan di Benua Biru tersebut pada 6--9 Juni lalu.
Dalam pemilu Eropa itu, RN menjadi partai dengan suara terbanyak dan memenangi 30 kursi, sedangkan Prancis sendiri memiliki 81 kursi untuk diperebutkan. Sementara itu, hasil untuk koalisi tengah Ensemble yang diusung Macron hanya meraih 13 kursi.
Dengan kemenangan di awal Juni itu, maka banyak pihak terperangah mengapa Macron "berjudi" dengan berupaya menggelar pemilu legislatif Prancis pada akhir Juni dan awal Juli ini bila hasilnya relatif akan serupa dengan hasil dalam pemilu Eropa?
Prediksi itu bisa terlihat nyata dari hasil sementara pemilu Prancis putaran pertama. Hasil dari data Kementerian Dalam Negeri Prancis pada Senin, 1 Juli 2024 menunjukkan bahwa RN meraih 33,4 persen, disusul gabungan sayap kiri Front Rakyat dengan 27,99 persen, dan Ensemble di posisi ketiga dengan 20,04 persen.
Baca Juga: FJPI Tingkatkan Pemahaman Kekerasan Berbasis Gender Online pada Jurnalis Perempuan Sulawesi Utara
Keunggulan partai sayap kanan RN membuat banyak pihak cemas karena sejumlah program yang akan ditawarkannya, misalnya, rencana untuk tidak akan menyertakan orang dengan dwikebangsaan guna dapat menjabat di posisi strategis kenegaraan, yang hanya diperuntukkan bagi warga Prancis tanpa dua kewarganegaraan.