DECEMBER 9, 2022
Humaniora

ICMI Fasilitasi Penulisan Buku 4 Kesultanan di Maluku Utara

image
ICMI memfasilitasi penulisan buku empat kesultanan dan peradaban di Maluku Utara dengan menghadirkan akademisi, pemerhati sejarah dan budaya serta pejabat di Kesultanan Ternate di Pendopo Kesultanan Ternate, Jumat 21 Juni 2024. (ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Maluku Utara memfasilitasi penulisan buku empat kesultanan dan peradaban di Maluku Utara.

"Tentunya forum ini menghadirkan akademisi, perangkat kesultanan dan berbagai pemerhati sejarah dan budaya memberikan kontribusi pemikiran dalam mendukung penulisan buku empat kesultanan dan peradaban setempat," kata Wakil Ketua ICMI Maluku Utara, Abubakar Abdullah saat dihubungi, Jumat 21 Juni 2024.

Dia mengungkapkan, Ternate sebagai episentrum sejarah masa lalu yang gemilang, akan diangkat melalui penulisan buku empat Kesultanan dan Peradaban di Maluku Utara.

Baca Juga: Dikunjungi Anies Baswedan di Kedaton Kesultanan Ternate, Hidayat M Syah: Perkuat Pesan Perubahan

"Empat kesultanan, Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan telah banyak ditulis sejarawan dan ilmuan, tetapi hanya menekankan aspek kesultanan semata, namun aspek ritual, kosmologi, kesenian, benda meteriil dan berbagai simbol kejayaan kesultanan belum disinggung," kata Abubakar Abdullah.

Menurutnya, dalam penulisan buku akan lebih fokus perkaya khasanah kearsipan dan koleksi sejarah peradaban kesultanan dari sejarah peradaban nasional.

Menurutnya, forum ini mendapat banyak tanggapan dan masukan yang konstruktif dari peserta yang representatif para perangkat Kesultanan Ternate, budayawan, sejahrawan dan akademisi.

Baca Juga: ICMI Puji Ketegasan Jokowi Membela Kemerdekaan Palestina dan Menentang Genosida oleh Israel

Forum yang dipandu Irmon Machmud, S.Ip, MA ini menghadirkan tokoh-tokoh, seperti Jou Hukum Kesultanan Ternate Gunawan Radjim, tokoh adat Iskandar M. Djae, Letnan Alfiris Roni Saleh, Akademisi Dr Maulana, Dr Hisbullah dan Sukarno, MA serta belasan tokoh budayawan dan sejahrawan.

Jou Hukum Kesultanan Ternate, Gunawan Radjim misalnya, mengulas perjalanan Kerajaan Ternate yang dikenal sebagai Kerajaan Gapi. Kerajaan ini adalah salah satu dari 4 kerajaan Islam di Kepulauan Maluku dan menjadi salah satu kerajaan Islam tertua di nusantara.

Kerajaan ini didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257. Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan timur nusantara antara abad ke-13 hingga abad ke-19.

Baca Juga: Kapal Pesiar Singgah di Maluku Utara, Ratusan Wisatawan Bule Nikmati Objek Wisata Kota Ternate

Kesultanan Ternate menikmati kegemilangan di paruh abad ke-16 berkat perdagangan rempah-rempah dan kekuatan militernya.

Pada masa jaya kekuasaannya membentang mencakup wilayah Maluku, Sulawesi bagian utara, timur dan tengah, bagian selatan kepulauan Filipina sampai Kepulauan Marshall di Pasifik.

Pulau Gapi atau sebutan Ternate, mulai ramai di awal abad ke-13. Penduduk Ternate awal merupakan warga eksodus dari Halmahera.

Awalnya di Ternate ada 4 kampung yang masing-masing dikepalai oleh seorang momole (kepala marga). Merekalah yang pertama–tama mengadakan hubungan dengan para pedagang yang datang dari segala penjuru mencari rempah–rempah.

Penduduk Ternate makin heterogen dengan bermukimnya pedagang Arab, Jawa, Melayu dan Tionghoa.

Oleh karena aktivitas perdagangan yang makin ramai ditambah ancaman yang sering datang dari para perompak, maka atas prakarsa Momole Guna pemimpin Tobona diadakan musyawarah untuk membentuk suatu organisasi yang lebih kuat dan mengangkat seorang pemimpin tunggal sebagai raja.

Tahun 1257 Momole Ciko pemimpin Sampalu terpilih dan diangkat sebagai kolano (raja) pertama dengan gelar Baab Mashur Malamo (1257-1272).

Kerajaan Gapi berpusat di kampung Ternate, yang dalam perkembangan selanjutnya makin besar dan ramai, sehingga oleh penduduk disebut juga sebagai Gam Lamo atau kampung besar (belakangan orang menyebut Gam Lamo dengan Gamalama).

Semakin besar dan populernya Kota Ternate, sehingga kemudian orang lebih suka mengatakan kerajaan Ternate daripada kerajaan Gapi. Di bawah pimpinan beberapa generasi penguasa berikutnya, Ternate berkembang dari sebuah kerajaan yang hanya berwilayahkan sebuah pulau kecil menjadi kerajaan yang berpengaruh dan terbesar di bagian timur Indonesia khususnya Maluku.

Di samping itu, Gunawan juga menyinggung semangat bermusyawarah di tahun 1332 dikenal dengan nama Moti Verbon, kemudian terjadi perpindahan ibukota negara yakni dari Moti ke Jailolo dan Makian ke Kasiruta hingga ke Pulau Bacan.

Bahkan, pembobotan dari FGD ini juga disampaikan Akademisi Unkhair Ternate, Dr Maulana, yang menyentil terkait Ternate belum memiliki budaya literasi dan masih terkesan mistis, sehingga ini harus menjadi catatan perangkat Kesultanan Ternate untuk menarik minat orang belajar tentang sejarah Kesultanan Ternate yang begitu cemerlang. ***

Berita Terkait