ICMI Fasilitasi Penulisan Buku 4 Kesultanan di Maluku Utara
- Penulis : Krista Riyanto
- Sabtu, 22 Juni 2024 09:39 WIB
Pada masa jaya kekuasaannya membentang mencakup wilayah Maluku, Sulawesi bagian utara, timur dan tengah, bagian selatan kepulauan Filipina sampai Kepulauan Marshall di Pasifik.
Pulau Gapi atau sebutan Ternate, mulai ramai di awal abad ke-13. Penduduk Ternate awal merupakan warga eksodus dari Halmahera.
Awalnya di Ternate ada 4 kampung yang masing-masing dikepalai oleh seorang momole (kepala marga). Merekalah yang pertama–tama mengadakan hubungan dengan para pedagang yang datang dari segala penjuru mencari rempah–rempah.
Baca Juga: Dikunjungi Anies Baswedan di Kedaton Kesultanan Ternate, Hidayat M Syah: Perkuat Pesan Perubahan
Penduduk Ternate makin heterogen dengan bermukimnya pedagang Arab, Jawa, Melayu dan Tionghoa.
Oleh karena aktivitas perdagangan yang makin ramai ditambah ancaman yang sering datang dari para perompak, maka atas prakarsa Momole Guna pemimpin Tobona diadakan musyawarah untuk membentuk suatu organisasi yang lebih kuat dan mengangkat seorang pemimpin tunggal sebagai raja.
Tahun 1257 Momole Ciko pemimpin Sampalu terpilih dan diangkat sebagai kolano (raja) pertama dengan gelar Baab Mashur Malamo (1257-1272).
Baca Juga: ICMI Puji Ketegasan Jokowi Membela Kemerdekaan Palestina dan Menentang Genosida oleh Israel
Kerajaan Gapi berpusat di kampung Ternate, yang dalam perkembangan selanjutnya makin besar dan ramai, sehingga oleh penduduk disebut juga sebagai Gam Lamo atau kampung besar (belakangan orang menyebut Gam Lamo dengan Gamalama).
Semakin besar dan populernya Kota Ternate, sehingga kemudian orang lebih suka mengatakan kerajaan Ternate daripada kerajaan Gapi. Di bawah pimpinan beberapa generasi penguasa berikutnya, Ternate berkembang dari sebuah kerajaan yang hanya berwilayahkan sebuah pulau kecil menjadi kerajaan yang berpengaruh dan terbesar di bagian timur Indonesia khususnya Maluku.
Di samping itu, Gunawan juga menyinggung semangat bermusyawarah di tahun 1332 dikenal dengan nama Moti Verbon, kemudian terjadi perpindahan ibukota negara yakni dari Moti ke Jailolo dan Makian ke Kasiruta hingga ke Pulau Bacan.
Baca Juga: Kapal Pesiar Singgah di Maluku Utara, Ratusan Wisatawan Bule Nikmati Objek Wisata Kota Ternate
Bahkan, pembobotan dari FGD ini juga disampaikan Akademisi Unkhair Ternate, Dr Maulana, yang menyentil terkait Ternate belum memiliki budaya literasi dan masih terkesan mistis, sehingga ini harus menjadi catatan perangkat Kesultanan Ternate untuk menarik minat orang belajar tentang sejarah Kesultanan Ternate yang begitu cemerlang. ***