DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

Pelni Prioritaskan Ganti Dua Kapal Usia Tua yang Berusia 39 Tahun Demi Tingkatkan Pelayanan dan Keamanan

image
Arsip foto - Kapal Pelni Tilongkabila bertolak dari Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Selasa, 9 April 2024. ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

ORBITINDONESIA.COM - BUMN, PT Pelayaran Nasional Indonesia atau Pelni memprioritaskan penggantian dua kapal tua yang berusia 39 tahun untuk meningkatkan pelayanan, keamanan hingga efisiensi.

"Kapal Umsini dan Kelimutu itu yang masuk prioritas untuk kami ganti," kata Manajer Komunikasi Pelni, Ditto Pappilanda di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin, 17 Juni 2024.

Pihaknya berencana mengganti unit kapal Pelni yang sudah beroperasi sejak 1985 itu menggunakan kapal baru, menunggu realisasi Penyertaan Modal Negara (PMN) dari Kementerian Keuangan.

Baca Juga: Pelni Tunda Keberangkatan Kapal Tujuan Tambelan Karena Cuaca Ekstrem

Apabila PMN dapat direalisasikan pada 2024, maka kapal bisa diproduksi oleh perusahaan galangan kapal dan diperkirakan bisa dioperasikan pada 2026-2027.

Ia menambahkan, mengingat di dalam negeri belum ada produsen kapal penumpang dengan kapasitas di atas 1.000 orang, maka pihaknya melakukan survei galangan kapal di Eropa di antaranya Jerman, Yunani dan Italia.

Selain itu, survei galangan kapal tiga negara di Asia juga rencananya dilakukan sebagai alternatif produsen kapal penumpang yakni China, Jepang dan Korea Selatan.

Baca Juga: Pelni Medan: 17.887 Penumpang Turun di Pelabuhan Belawan pada Arus Mudik Lebaran 2024

Dengan asumsi harga untuk satu unit kapal baru mencapai sekitar Rp1,5 triliun, maka per tahun pihaknya mengupayakan mendapatkan PMN sebesar Rp3 triliun untuk mengganti minimal dua kapal lama menjadi kapal baru.

Saat ini, pihaknya memiliki total 26 unit kapal yang sebagian besar di antaranya berusia tua yakni di atas 30 tahun dan tidak banyak kapal berusia muda, salah satunya kapal Dempo yang tergolong anyar yang diproduksi pada 2008.

"Usia ekonomis kapal itu 30 tahun dan itu tergantung perawatan. Semakin tua (kapal) maka semakin berat perawatannya," imbuhnya.

Baca Juga: 327 Pengungsi Erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara, Tiba di Kota Bitung dengan Kapal TNI AL, KRI Kakap-811

Adapun kendala yang dihadapi untuk kapal berusia tua itu yakni belum efisiensi dari sisi bahan bakar hingga suku cadang yang tidak dapat dilakukan segera apabila dalam keadaan mendesak apalagi suku cadang kapal tua sudah tidak diproduksi lagi.

Idealnya, kata dia, Indonesia memiliki minimal 90 unit kapal laut karena peran strategis BUMN itu melayani daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) baik untuk angkutan perintis, angkutan ternak, tol laut hingga kapal rede atau kapal feeder.

Selain kapal Umsini dan Kelimutu, beberapa kapal lain yang berusia tua di antaranya kapal Lawit yang beroperasi sejak 1986 atau sudah 38 tahun dan kapal Tidar sejak 1988 atau 36 tahun.

Baca Juga: Kisah Inspiratif: Insinyur Mekanik yang Memperbaiki Mesin Kapal Raksasa yang Rusak

Kapal Umsini saat ini juga tidak dapat melayani angkutan penumpang karena mengalami kebakaran di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar pada Minggu, 9 Juni 2024.

Di sisi lain, empat kapal yang melayani dari Denpasar, Bali yakni kapal Tilongkabila, Awu, Leuser dan Binaiya juga berpotensi dapat diganti menjadi kapal baru karena berusia di atas 30 tahun.

Kapal Awu misalnya berusia paling tua yakni 33 tahun, kapal Leuser berusia 31 tahun dan Tilongkabila berusia 30 tahun

Baca Juga: PT Humpuss Maritim Perkuat Armada Kapal Tanker dan Tug Boat

Apabila terealisasi, kata dia, maka kapal yang diganti akan pensiun dan berpotensi dapat dihibahkan kepada instansi lain di tanah air salah satunya yang pernah diberikan kepada TNI Angkatan Laut. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait