DECEMBER 9, 2022
Internasional

China Tidak Akan Hadiri Konferensi Perdamaian tentang Ukraina di Swiss Karena Proposalnya Tidak Dipenuhi

image
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Mao Ning mengatakan, China telah memberi tahu pihak-pihak terkait mengenai pertimbangan dan keprihatinan tersebut.

"Kami akan terus mendorong perundingan perdamaian dengan cara kami sendiri, menjaga komunikasi dengan semua pihak dan bersama-sama mengumpulkan berbagai pihak untuk penyelesaian politik krisis Ukraina," kata Mao Ning.

Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah mengajukan 10 poin formula perdamaian yang mencakup penarikan pasukan Rusia dari wilayah Ukraina dan pemulihan keutuhan wilayah Ukraina, serta beberapa usulan lain berdasarkan Piagam PBB dan prinsip-prinsip utama hukum internasional.

Baca Juga: Senin Ini, Pemimpin Korea Selatan, China, Jepang Bertemu untuk Dialog Trilateral di Tengah Ketegangan Regional

Zelenskyy juga mengatakan, pihaknya ingin China dapat menghadiri perundingan perdamaian di Swiss itu. Dalam satu panggilan telepon bahkan Zelenskyy mencoba meyakinkan Presiden China Xi Jinping untuk mendukung integritas teritorial Ukraina.

Melibatkan pemain global seperti China, menurut Zelenskyy, sangat penting karena memiliki pengaruh terhadap Rusia, dan semakin banyak negara seperti itu yang ada di pihak kita, semakin banyak Rusia harus bergerak sehingga perlu lebih banyak negara yang harus diperhitungkan.

Hingga saat ini dua tahun telah berlalu setelah Rusia melancarkan operasi militer khusus ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Sekitar 18 persen wilayah Ukraina masih berada di bawah pendudukan Rusia termasuk Semenanjung Krimea serta sebagian besar Donetsk dan Luhansk di bagian timur.

Baca Juga: Jubir Kemlu China Mao Ning: Sanksi Terhadap Perusahaan dan Individu AS yang Jual Senjata ke Taiwan Sudah Sah

Seruan untuk penyelesaian yang dinegosiasikan telah berkembang, tetapi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah menolak kemungkinan untuk menyerahkan wilayahnya kepada Rusia, dan secara langsung berunding dengan Moskow.

Zelenskyy pun menuding Presiden Rusia Vladimir Putin telah terbukti tidak dapat diandalkan bahkan jika kesepakatan dapat dicapai.

Selama dua tahun tersebut, sekutu Ukraina juga mengirim berbagai bantuan baik militer, keuangan, dan kemanusiaan.

Baca Juga: Ketua DPR RI Puan Maharani Bahas Kerja Sama dengan Badan Penasihat Politik China

Negara-negara Barat memasok berbagai peralatan tempur mulai dari tank militer, sistem pertahanan udara hingga artileri jarak jauh.

Halaman:
1
2
3
Sumber: Antara

Berita Terkait