DECEMBER 9, 2022
Buku

Chris Poerba: Dua Buku tentang Tragedi Mei 1998, Kekerasan Seksual dan Komnas Perempuan

image
Dua Buku tentang Tragedi Mei 1998, Kekerasan Seksual dan Komnas Perempuan (Foto: Chris Poerba)

Buku ini menyajikan dua penelitian utama: Kekerasan Seksual Tragedi Mei '98 (BAB I) dan Memorialisasi Tragedi Mei '98 (BAB III).

BAB I di buku ini merupakan rangkuman dari Tesis Sosiologi dengan judul yang sama "Eksklusi Sosial (Etnisitas, Kelas Sosial, Seksualitas Tubuh Perempuan) Menyebabkan Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Etnis Tionghoa (Studi Kasus: Tragedi Mei ‘98)".

Selanjutnya BAB II,  menuliskan tentang temuan kekerasan seksual, gerakan sosial Masyarakat Anti Kekerasan terhadap Perempuan menemui Presiden B.J Habibie, dan lahirlah Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan. 

Baca Juga: Usman Kansong Mencari Buku Spinoza tentang Konsep Tuhan yang Dianut Einstein

Adapun pada BAB III buku ini mendokumentasikan proses, sejarah dan capaian memorialisasi telah dilakukan pada kurun waktu 2011-2019. Satu dari  capaiannya adalah Monumen Tragedi Mei '98 di Makam Massal Korban Tragedi Mei '98 Tempat Pemakaman Umum Pondok Ranggon (2014-2015).

Saya pikir perlu  menuliskan semua prosesnya, meskipun sekarang memorialisasi sudah mulai dibincangkan. Namun informasi dan pembahasannya dari konsep sampai praktiknya masih belum komphrehensif dan utuh.

Memorialisasi Tragedi Mei '98 menjadi sangat penting dilakukan sebagai bagian upaya pemulihan korban dan mewariskan ingatan sejarah kepada generasi muda yang belum lahir saat terjadinya tragedi kelam tersebut. Agar tragedi tidak lagi berulang.

Baca Juga: Satupena Akan Diskusikan Buku di Era Digital, Dengan Pembicara Bagus M. Adam dan Jonminofri

Memorialisasi juga merupakan kolaborasi dan kerjasama oleh banyak pihak, komunitas korban, pendamping korban, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, masyarakat pro demokrasi, komisi nasional independen dan pemerintah. Itulah, substansi utama dari buku ini.

Setelah naskah selesai, saya mengirimkan naskah lengkap ke sebuah penerbit ternama di Indonesia. Saya berharap agar buku memorialisasi dapat tersedia di semua gerai toko buku di seluruh Indonesia. Namun, setelah mendiskusikan dengan pihak penerbit, maka proses yang akan dilakukan adalah sharing untuk berbagi dana.

Jadilah, saya pun menawarkan buku memorialisasi ke beberapa lembaga dan orang untuk membantu pembiayaan penerbitan. Sampai dekat bulan Mei 2023 (bertepatan 25 Tahun Tragedi Mei '98 dan Reformasi) hanya ada satu lembaga yang berminat untuk mendukung penerbitan buku ini.

Baca Juga: Satrio Arismunandar: Era Digital Tak Cuma Hadirkan Tantangan, Tetapi Juga Peluang Baru Bagi Dunia Perbukuan

Saya memang ingin menerbitkan buku ini untuk memperingati 25 Tahun Reformasi dan kado saya buat 25 Tahun Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Waktu saya pun kurang cukup kalau lebih banyak mencari sponsor, karena masih banyak pekerjaan dan penelitian yang harus dikerjakan.

Halaman:
1
2
3
Sumber: WhatsApp grup Esoterika

Berita Terkait