Puisi
Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (13): Nyai Asih Ikut ke Belanda
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 20 Mei 2024 09:00 WIB
Lewat pohon kamboja itu,
Asih merasa Ayahnya datang.
Meminta maaf.
Terasa.
Menyesal.
Terasa.
Ayah tak membayangkan,
Asih terbuang seperti itu.
Lewat derai pohon kamboja,
Ayahnya menangis.
Terasa.
Di makam Ayah,
juga di makam Ibu,
Asih sekaligus pamit.
Ia harus pergi dari Cimahi.
Entah ke mana.
Tapi ke tempat, yang tak mengenalnya.
Asih akan mengganti nama,
mengganti identitas,
berpura-pura,
menjadi perempuan yang berbeda.***
Jakarta, 20 Mei 2024.
(1) Tak semua Nyai, gadis simpanan ditinggal oleh Tuan Belanda. Ada pula yang dibawa serta ke Belanda.