DECEMBER 9, 2022
Puisi

Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (13): Nyai Asih Ikut ke Belanda

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Asih kabur dari rumah.
Ia melawan kehendak Ayah.
Tiga hari lamanya, Asih tinggal di rumah nenek.

Tapi Asih tak tega.
Ia mendengar ibu sakit.
Ayah semakin dililit hutang.

Asih pun pulang.
Oleh Ayah, ia dijual ke Tuan Belanda, bernama Arthur.
Uutang dianggap lunas.

Asih menjadi pembantu,
sekaligus gundik,
istri yang tak pernah dinikahi,
melayani Tuan Belanda,
pagi, siang, dan malam.

Di luar dugaannya,
Tuan Belanda ini baik hati.
Ia tentara KNIL,
tapi juga seorang penulis.

Ketika Jepang datang,
Tuan Arthur pulang ke Belanda.
Berbeda dengan para Nyai lain,
Asih dibawa Arthur ikut serta.

Di Belanda, Nyai Asih tinggal di sepetak rumah.
Kadang Arthur datang bermalam.

Diketahuinya,
Arthur seorang katolik.
Ia sudah punya istri,
punya anak.

Arthur sudah tak akur dengan istri.
Sejak lama.
Karena agama,
ia tak bisa cerai dengan istri.

Arthur memang menyayanginya.
Terasa.
Tapi Asih merasa sepi.
Terasa.
Istri dan anak Arthur memusuhi.
Terasa.
Asih sendiri tak punya anak.

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait