Kisah Nyata Inspiratif: Kurniah, Malaikat dari Kandang Jaran Itu Telah Pergi
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 05 April 2024 02:44 WIB
Amin, putra Maman, kuliah di Fakultas Pertanian UGM, dengan SPP kategori termahal di UGM, sekitar 18 juta rupiah tiap semester. Maklum ayah ibunya Amin, keduanya dokter spesialis. Maman spesialis THT dan ibunya, Leli, spesialis kandungan.
Menariknya, semua anaknya Maman dan Leli masuk pondok pesantren di Jombang. Adiknya Amin, lulus dari pesantren Jombang dan hafal Quran, kini kuliah di Fakultas Kedokteran UIN Ciputat. Ia pun dapat beasiswa dari kyai unik yang kaya raya tadi.
Tapi yang membuat aku ngiri dari kedua "ponakanku" ini, ibadah spiritual dan ibadah sosialnya luar biasa. Jika aku menginap di rumahnya di Tirtoadi, Sleman, jam tiga malam Maman dan Leli sudah bangun. Mereka solat malam, lalu membaca Quran dan wiridan sampai pagi jelang berangkat ke kantor.
Baca Juga: Orang yang Berkurban Idul Adha Didoakan oleh Malaikat Sampai Hari Kiamat
Suatu hal yang aku belum bisa melakukannya di usia 65 tahun ini. Padahal Maman dan Leli, usianya belum nyampe 50 tahun. Aku pernah bilang ke Maman. Man, kalau aku nginap di rumahmu, perasaanku seperti kebo nyusu gudel.
Aku yang pernah sekolah madrasah di Tegalgubug dan dididik kyai kampung, belum bisa melakukan ibadah sepertimu. Aku mau berguru padamu soal agama yang benar.
Maman hanya tersenyum. Ia tahu aku dibesarkan di kampung santri Tegalgubug. Tapi aku maklum jika Allah belum memberikan rezeki yang muncul tiba-tiba seperti Maman. Salatku belum sekhusu dan serajin Maman. Jejak dosaku masih belum hilang sejak tinggal di Jakarta.
Baca Juga: Dalam Bekerja dan Beribadah Kita Harus Ikhlas Karena Allah
Hidup keluarga Yayu Kur dan anak-anaknya sangat religius. Mereka banjir kemaslahatan, kemuliaan, dan kekayaan. Hidup mereka berkah. Mereka dicintai tetangga, karyawan, sahabat, dan masyarakat sekitar.
Yayu Kur, pernah berkata, "Sep, hidup ini seperti di sorga. Di sini, apa pun ada. Setiap keinginan pasti tercapai. Semua orang bahagia. Indah sekali."
Aku yang belum pernah ke Mekah, didoakan Yayu Kur agar bisa segera ke Tanah Haram. Betul, doa Yayu Kur langsung didengar Allah. Setahun kemudian, tanpa aku duga, aku bisa menjejakkan kaki di Baitullah. Adikku Evi karena berhalangan, tak bisa berangkat ke Mekah. Aku diminta menggantikannya.
Baca Juga: Putri Candrawathi, Saya Siap Jalani Sidang dengan Ikhlas Agar Semua Peristiwa Terungkap
Aku sering ngobrol dengan Yayu Kur di meja makan, di rumahnya Maman. Yayu Kur selalu menyatakan rumah ini, maksudnya rumah Maman, adalah surga. Segalanya ada. Aku terdiam. Speechless. Tapi aku mengangguk. Aku membenarkan apa yang dinyatakannya. Aku merasa malaikat sering berkumpul di rumah itu.