DECEMBER 9, 2022
Kolom

Denny JA adalah Sang Lawan Sesungguhnya dan Petarung yang Sebenanya: Sebuah Catatan dari Rahmi Isriana

image
Denny JA. (OrbitIndonesia)

Apa yang dinodai, jika ia kemudian mengerjakan bermacam konsep program untuk memenangkan klien menggunakan data-data milik LSI?

Apa salahnya jika dia mampu menggiring opini publik dan membuat perubahan pada angka survei karena berbalik mendukung pasangan nomer 02?

Apa salahnya juga, jika ia memiliki manuver-manuver lain yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh konsultan lainnya, karena ia memang memiliki insting lebih kuat dibanding siapapun di dunia Politik Indonesia? Apa salahnya?

Baca Juga: Inilah Analisis Denny JA Tentang Berubahnya Gibran dari Si Samsul Menjadi Game Changer Pilpres 2024

Yang paling membuat heran justru beberapa kawan, yang berada dalam satu lingkaran Denny JA, memiliki sudut pandang dan pilihan lain tentang Pilpres.

Jika reaksi Denny JA sangat demokratis dengan membiarkan siapapun dengan pilihannya, namun kebalikan dengan beberapa kawan itu, mereka justru berbondong-bondong menyerangnya dengan massif. Dengan alasan demokrasi yang rusak, sampah demokrasi, kondisi politik di Indonesia yang hancur, kecurangan yang dilakukan LSI, dan banyak lainnya.

Pertanyaan saya, tidakkah mereka semua menyadari, bahwa mereka tengah berteriak di rumah Denny JA?

Rumah yang disediakan oleh Denny untuk semua teman-temannya, untuk mereka nyaman berkumpul dengan memberi yang dibutuhkan. Meskipun sekali lagi, bagi Denny JA, itu semua adalah warna-warni demokrasi.

Saya bukan siapa-siapa. Saya bukan seorang aktivis yang kritis, tidak juga pernah dididik oleh senior-senior yang profilenya luar biasa, saya juga bukan penulis yang aktif bergerak untuk bangsa.

Saya bukan siapa-siapa. Saya hanyalah ibu dari 5 orang anak, yang langsung bersentuhan dengan kehidupan sehari-hari di dapur, kamar, kasur, sumur.

Saya paling merasakan sulitnya Ketika cabai mahal, atau beras menghilang dari peredaran. Saya yang paling sedih saat harga telur justru lebih mahal dari harga ayam. Saya, si perempuan biasa tanpa prestasi apapun ini.

Halaman:

Berita Terkait