DECEMBER 9, 2022
Kolom

Rinaldi Napitupulu: Hilirisasi Digital, Apakah Suatu Keniscayaan? (Bagian 1)

image
Rinaldi Napitupulu (foto: Koleksi pribadi)

Penulis diminta kembali ke rapat dan diminta menanyakan kepada Direktur, apakah ketidak sediaan memberikan data berkenan dicatat dalam notulen rapat, untuk disampaikan kepada pimpinan yang adalah bintang tiga.

Sangat mengejutkan ketika esok harinya dikabarkan bahwa akhirnya data yang diminta tersebut,sudah dikirimkan melalui fax oleh instansi dimaksud.

Gambaran ini juga menjelaskan bahwa diperlukannya suatu sistem yang dapat memudahkan pengambilan data sehingga memudahkan pengambilan keputusan. Mungkin efek bintang tiga jadi pertimbangan sehingga akhirnya data diberikan.

Baca Juga: Heru Budi Hartono: Revitalisasi Kali Ciliwung Hilir untuk Cegah Banjir

Akhirnya laporan dipaparkan dalam rapat besar lembaga tersebut dan sangat menggembirakan kami diberikan standing applause, karena pimpinan mengapresiasi sebagai laporan dengan kualitas yang belum pernah alami selama 2,5 tahun bertugas.

Akhirnya rumusan laporan, dijadikan kiriman cepat kepada Presiden dengan tajuk TIK Terpadu Pemerintahan. Sangat baik pula response yang diberikan oleh presiden karena ternyata surat dilanjut teruskan ke Kementrian Sekertariat Negara dan lanjut teruskan ke Kemenko Polhukam.

Lanjut terusan ini sejalan dengan rekomendasi yang diberikan dalam kirpat. Pembelajaran dari negara lain serta memperhatikan struktur pemerintahan dan UU, disarankan agar ditetapkan CIO (Chief Information Officer) pemerintahan, dengan salah satu tugas utama memberikan laporan langsung kepada Presiden untuk mendukung melakukan keputusan.

Baca Juga: Prabowo Subianto Ingin Wujudkan Cita-cita Jokowi Hilirisasi Semua Sektor

Serta meningat data yang bersifat sangat rahasia, sebaiknya orkestrasi dilakukan oleh Lembaga yang memiliki tugas pokok fungsi untuk memberikan masukan kepada Presiden. Rekomendasi termasuk ketika adanya potensi negara menghadapi resiko.

Konsep seperti ini perlu dilakukan, mengingat Presiden sangat memerlukan masukan dalam pengambilan keputusan, tentunya data-data ini sangat rahasia.

Kembali ke cerita konsultasi untuk satu BUMN ditahun 2013 di atas, sebagai hasil konsultasi penulis mengemukakan bahwa ke depan, bisnis operator telekomunikasi akan menghadapi pesaing bukan sesama operator telekomunikasi, melainkan Google.

Baca Juga: Jokowi Dikadali, Glen Ario Sudarto Mafia Nikel Ditangkap, Siapa Lagi Berikutnya

Saat itu penulis sangat meyakini dengan keseriusan bisnis model freemium, Google akan berselancar di atas dumb pipe (jaringan) dan akan memperoleh Customer Insight. Serta tentunya dapat pula berhububungan langsung dengan pelanggan dari operator dimaksud.

Halaman:
Sumber: Rinaldi Napitupulu

Berita Terkait