Penggunaan Galon Sekali Pakai Menyebabkan Sampah Makin Menggunung
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 22 Januari 2024 13:14 WIB
Terbukti, ukuran galon sekali pakai ini telah menjadi persoalan bagi masyarakat untuk mengelola sampahnya.
Ukuran yang terlalu besar membuat masyarakat kebingungan untuk mengumpulkan sampahnya setelah air di dalam habis dikonsumsi.
Juru kampanye Urban Greenpeace Indonesia, Muharram Atha Rasyadi menegaskan bahwa galon sekali pakai jelas akan menjadi masalah baru.
Baca Juga: VIRAL, Rumah Dokter Wayan Mirip Ibu Eny, Mewah tapi Terbengkalai dan Penuh Sampah
Dia mengatakan, penggunaan galon sekali pakai juga tidak sejalan dengan target pemerintah mengurangi sampah di laut sebesar 70 persen di 2025.
Dia melanjutkan, produksi plastik sekali pakai yang begitu masif, tanpa adanya tanggung jawab perusahaan, justru akan mempersulit capaian dari target tersebut.
Dia mengatakan, seharusnya industri mulai berbenah bagaimana mereka dapat menyusun rencana strategis dalam mengurangi timbulan sampah mereka.
Baca Juga: Lebih dari 300 Ton Sampah Pantai Sukaraja Lampung Tekumpul, Berkat Pandawara dan 3700 Orang Relawan
"Bukan malah meningkatkan produksi kemasan produk sekali pakai. Selama dalam kemasan sekali pakai, masalah kita tentu akan semakin besar," katanya.
Peneliti Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) mengatakan bahwa perusahaan seharusnya menerjemahkan permen 75 dengan lebih transformatif. Artinya, produsen harus berhenti memproduksi plastik sekali pakai dan beralih ke kemasan yang bisa dipakai berulang.
"Hal itu untuk menekan kebocoran plastik ke lingkungan kita, yaitu dengan cara harus menekan pertumbuhan atau konsumtif plastik sekali pakai," kata Peneliti ICEL, Fajri Fadillah.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) juga menyayangkan keberadaan galon sekali pakai, karena semakin menambah masalah lingkungan. Apalagi, kemasan plastik sekali pakai sangat membebani bumi karena sulit terurai.