Dokter Anak Tegaskan, AMDK Galon Guna Ulang Tak Sebabkan Autisme
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 08 Agustus 2023 13:15 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Belakangan ini ramai di pemberitaan tentang penggunaan wadah kemasan pangan, khususnya AMDK atau air minum dalam kemasan galon guna ulang diisukan berbahaya bagi ibu hamil dan anak bahkan dapat menyebabkan autis pada anak.
Tentu saja kabar ngawur tentang AMDK galon guna ulang ini dibantah beramai ramai oleh pakar kesehatan.
Dokter yang juga spesialis anak konsultan tumbuh kembang, Prof. DR. dr Rini Sekartini menegaskan bahwa AMDK galon guna ulang sifatnya aman untuk dikonsumsi karena sudah mendapat izin dari BPOM.
Baca Juga: Iyyas Subiakto: Konjugasi dan Perilaku Amoral Dalam Praktik Politik
“Air galon yang sudah diijinkan dari BPOM harusnya aman untuk dikonsumsi,” tutur dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda Jakarta.
Rini menambahkan air kemasan galon tidak ada hubungannya dengan penyebab autis. Menurutnya, autis itu multifaktor dan tidak terkait asupan makanan dan minuman. “Tidak bisa, penyebab autis multi faktor, tidak terkait asupan makanan atau minuman” jelas Rini
Selaras dengan Rini, Dokter Spesialis anak dan Konsultan Tumbuh Kembang Anak, dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH menegaskan bahwa tidak pernah ada anak menjadi autis karena mengkonsumsi air galon guna ulang.
“Yang mengatakan autis itu karena ibunya waktu hamil terlalu banyak minum air galon guna ulang, itu jelas salah. Tidak ada hubungannya itu,” tuturnya.
Baca Juga: Niat Berjualan di Shopee Live, Akun Orang Ini Malah Diblokir Sepihak, Begini Ceritanya
Sementara itu Dr. Muhammad Alamsyah, dr., Sp.OG(K), M.Kes., dokter spesialis kandungan yang juga Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), memastikan air dari AMDK galon aman dikonsumsi para ibu hamil dan anak balita.
Kabar yang beredar tidak terbukti kebenarannya. "Sampai saat ini saya tidak pernah menemukan terkait hal tersebut. Jadi jangan khawatir," tegasnya.
Alamsyah menghimbau untuk para ibu untuk lebih memperhatikan asupan gizinya ketika hamil.
“Sebab, jika kebutuhan gizi ibu tidak terpenuhi, ia akan melahirkan outcome yang sangat berpengaruh pada bayi, sehingga bayi menjadi kecil. Gizi ibu yang buruk juga menyebabkan janin akan kehilangan peluang untuk memperoleh pembentukan otak yang optimal,” katanya.
Baca Juga: Jangan Asal Transfer! PT Pegadaian Ingatkan Masyarakat untuk Berhati-hati Modus Penipuan
Dari segi kemasan, AMDK galon menurut Ahli Kimia sekaligus pakar polimer dari ITB DR. Ir. Akhmad Zainal Abidin, M.Sc., Ph.D menegaskan bahwa AMDK galon sudah terjamin keamanannya, karena zat kimia yang dipakai dalam pembuatan kemasan kadarnya masih sangat rendah.
Bahkan jika AMDK galon polikarbonat terjemur, kadar migrasinya juga masih sangat jauh di bawah ambang batas.
“Migrasi BPA dari galon guna ulang ke produk air di dalamnya itu masih seperseratus dari kadar maksimum yang diizinkan. Termasuk sampel galon yang terjemur sinar matahari.
Meski memang ditemukan adanya kandungan migrasi yang lebih tinggi dari yang ditempatkan di tempat yang tidak terkena matahari, namun kadarnya juga masih jauh di bawah batas maksimum yang diizinkan,” tegas Zainal.
Baca Juga: Kronologi Driver Ojol Cabuli Turis Asal Brazil di Sebuah Tanah Kosong Kawasan Jimbaran, Bali
Sementara itu Syaefudin, PhD, seorang Dosen Biokimia dari Fakultas MIPA, IPB menjelaskan, kandungan BPA yang tidak sengaja terkonsumsi oleh manusia sejatinya akan dikeluarkan melalui urin dan tidak akan meninggalkan sisa.
Menurutnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang BPA ini, karena seluruh zat kimia yang terkonsumsi secara tidak sengaja akan dikeluarkan melalui urin, terlebih jika kandungan zat kimia yang terkonsumsi masih di bawah ambang batas aman.
Jadi sebenarnya, kalau BPA itu tidak sengaja dikonsumsi oleh kita tubuh kita, misalkan dari air minum dalam kemasan yang mengandung BPA itu akan dikeluarkan melalui urin. Tubuh manusia memiliki mekanisme yang sangat canggih untuk menangkal racun dalam jumlah yang kecil dalam tubuh," katanya.
Syaefudin menambahkan zat kimia berbahaya yang tidak sengaja dikonsumsi tubuh akan diproses oleh hati. Ada proses glukoronidase di hati, di mana terdapat enzim yang mengubah BPA itu menjadi senyawa lain yang mudah dikeluarkan tubuh lewat urin.***