Bisnis Judi Online, dan Kaitannya dengan Kasus Polisi Tembak Polisi
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 13 Agustus 2022 21:48 WIB
Saya punya sahabat bandar kasino. Bahkan saya pernah (dark era) punya bisnis memberikan pinjaman kepada penjudi. Saya tahu banyak soal judi. 10 penjudi, 11 adalah pecundang.
Pengalaman saya dulu waktu jual janket, semua mereka yang terjebak judi, BUKAN hanya bangkrut tetapi juga rumah tangga hancur. Mereka mudah sekali khianat kepada orang yang dicintainya.
Mudah sekali terjebak prostitusi dan sex bebas, termasuk narkoba. Ya panik dalam setiap waktu akibat ambisi yang tak sudah.
Ada gubernur yang sering saya lihat weekend nongkrong di meja judi di Singapore. “Liat aja, engga lama lagi, itu orang masuk bui dan rumah tangga bubar,” kata saya kepada Yuni di Marina Bay Sands.
Baca Juga: Film Sayap Sayap Patah, Tentang Lelaki Manis dan Perempuan yang Gagah
Benarlah, setahun kemudian, Gubernur itu kena cokot KPK. Mengapa? Udah keterlaluan rakus rampok uang APBD. Saya tahu percis. Karena pemilik casino sands itu adalah sahabat saya. Tahu berapa dia dapat cuan setiap hari dari wahana judi itu.
Saya punya teman pengusaha mengelola judi online. Dia tahu resiko hukum. Karena judi itu ilegal di Indonesia. Jadi dia gunakan proxy. Dia rekrut jago IT. DNS server judinya terdaftar di luar negeri dan rekening penerimaan uang judi di offshore bank.
Jadi dia hanya monitor secara online berapa uang mengalir ke rekening itu. Dengan cara itu dia bisa rekrut penjudi Indonesia. Kalau diblokir pemerintah ya buka lagi. Mudah aja ngubah address DNS nya.
“Indonesia itu sorga bagi bandar. Karena aturan transaksi online sangat longgar. Bahkan bank digital tawarkan fitur kemudahan itu. Debit card dan credit card engga ada batasan untuk dipakai judi. Kalau ketangkep aparat. Semua mudah diatur. Hukum pembuktian juga lemah,” kata teman.
Baca Juga: Prediksi yang akan dilakukan oleh Gojo Jujutsu Kaisen jika Bebas dari Kurungan Segel Geto