DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

AMDK Galon Guna Ulang Masih Jadi Pilihan di Banyak Kantor Pemerintah

image
Ilustrasi penggunaan AMDK galon guna ulang di berbagai kantor.

“Dari awal saya di sini, sudah pakai yang isi ulang ini (galon guna ulang), karena memang sudah pasti aman, sehat. Mau pakai yang merek apa kan yang menentukan kepala bidang yang bertanggung jawab, pasti pilih yang aman,” papar Alung.

Tak berbeda jauh dengan Kejaksaan Agung, Rama ASN Lemhannas mengakui di institusinya dari dulu hingga saat ini juga menggunakan galon guna ulang.

“Kenapa di sini pakainya itu pasti banyak pertimbangannya, misalnya jaminan keamanan dan kesehatan produk, ini pasti. Tak mungkin institusi pakai produk yang belum dipastikan keamanannya," jelas Rama.

Baca Juga: Lee Yeon Hee Tampil Beda di Drama Korea Race Tayang di Disney+ Simak Sinopsis Lengkap dengan Daftar Pemain

"Pertimbangan lain pastinya yang ramah lingkungan atau minim sampah. Kalau pakai yang sekali pakai nggak kebayang deh sampahnya,” lanjut Rama, yang sudah menjadi ASN Lemhannas sejak 10 tahun lalu.

“Kalau galon guna ulang kan sifatnya kemasan kosong ditukar lagi dengan yang baru ada isinya. Kalau yang sekali pakai, begitu habis, galonnya jadi sampah. Apalagi kalau untuk kantor-kantor yang pegawainya banyak dan konsumsinya tinggi, bikin kerjaan lagi yang urus sampah,” tambah Bagja, salah satu petugas rumah tangga di Balai Kota, Jakarta.

Selain keempat lembaga diatas, beberapa kementerian dan lembaga pemerintahan lainya mengkonfirmasi penggunaan galon guna ulang, untuk memenuhi kebutuhan air minum karyawannya. Seperti: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Kementerian Sosial, RRI, TVRI dan Mahkamah Konstitusi.

Penggunaan galon guna ulang oleh kantor-kantor pemerintah ini merupakan langkah nyata pengurangan masalah sampah di Indonesia.

Baca Juga: KPK Periksa 3 Saksi Kasus Dugaan Korupsi Dana Tunjangan Kinerja di Kementrian ESDM yang Capai Puluhan Miliar

Juru kampanye perkotaan Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Abdul Ghofar mengatakan, keberadaan galon sekali pakai beberapa tahun belakangan ini dan kampanyenya yang masif, jelas kontraproduktif dengan semangat pengurangan sampah plastik secara global maupun nasional.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait