Syaefudin Simon: Puisi Denny JA di Makamku
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 27 Februari 2023 05:51 WIB
Serasa semua tawar belaka
Kilau segala menjadi biasa
Harimau batin mengaum mencakar
Di rimba jiwa menghutan lapar.
Darta mengembara Darta berkelana
Ke barat ke timur, selatan dan utara
Ke sungai ke laut, ke bukit ke lembah
Luka yang dibawa makin membara.
Harimau di nadi terus mencakar
Masa pergi, masa datang, semua terbiar
Hampa, tiada makna
Musim kemarau musim penghujan
Sangsai, sia-sia
Dicari di sini digali di sana
Hanya tiada yang ada.
Baca Juga: Inilah Perkembangan Terbaru Kondisi David Korban Aniaya Mario Dandy Satriyo: Sudah Respon Suara
Lima puluh kali matahari
Beredar sejak terlahir sebagai bayi
Lima puluh tahun sudah
Usianya dan kelak bertambah.
Di lembah nestapa di puncak resah
Ada cahaya berjingkat mendekat
Ada suara lamat-lamat.
“Bacalah!
Bacalah atas nama batinmu
Bacalah lewat kalbu”
Dan dalam termangu, dibacanya doa
Seperti dulu. Doa pertama,
yang diajarkan Ayah, menjelang senja
Lima tahun saat itu usianya.
Duduk berdua, di sudut beranda.
Ihdinaashshiraathalmustaqiim
shiraathalladziinaan’amta’alayhim
ghayrilmaghdhuubi’alayhim
walaadhdhaalliin
Amiin.
Baca Juga: BRI Liga 1: Madura United Melawan Persija Jakarta Berakhir Imbang Tanpa Gol
Dulu tiap hari tiap waktu
Ia baca doa itu.