Retno Priyani: Maaf, Saya Terlambat
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 30 Januari 2023 11:10 WIB
Kadang Ibu belum bangun, dan saya harus menunggu sampai Ibu bangun. Kadang agak lama Ibu mengunyah makanan, dan saya harus sabar menyuapinya. Kadang Ibu mengompol, dan perlu waktu agak lama untuk membereskan tempat tidurnya.
Saya sudah bangun pagi, bahkan teramat pagi, tetapi itu tidak menjamin semua yang harus saya kerjakan dapat segera selesai. Maafkan saya, Ibu!”
Kalimat sederhana itu seolah menampar muka saya. Anak muda ini begitu berbakti kepada ibunya. Sedangkan saya? Sudah berapa lama saya tak pulang ke rumah untuk menengok Bapak-Ibu yang juga sudah sepuh? Kapan saya terakhir kali menelepon Bapak-Ibu?
Baca Juga: Inilah Tiga Calon Sekda DKI Jakarta yang Lolos Seleksi
Apa yang pernah saya lakukan untuk orang tua saya? Saya tersenyum mendengar permohonan Galih, tapi pikiran saya sibuk dengan berbagai pertanyaan yang menohok ulu hati saya. Malu yang amat sangat, tanpa ada seorang pun yang mempermalukan.
Sudah lebih dari 2 bulan saya tidak pulang. Memang selalu ada alasan untuk tidak pulang ke rumah: ada kondangan, arisan, kurang enak badan, ada acara di rumah dan lain-lain.
Rasanya sah-sah saja tidak pulang ke rumah karena ada acara. Padahal, jujur saya mengakui kalau sebetulnya masih bisa meluangkan waktu untuk menengok Bapak-Ibu.
Saya jadi ingat ketika suatu kali bapak menanyakan kapan bisa punya waktu pulang ke rumah, bersama-sama dengan kakak dan adik yang lain.
Baca Juga: Tiga Kurator dan Kritikus Seni Rupa Ini Membahas Buku Lukisan Artificial Intelligence Karya Denny JA
Bukannya segera kusanggupi tanggal tertentu, tapi segera kupamerkan berbagai acara yang sudah mengisi hari-hari dalam buku agenda saya. Rasanya ada kebanggaan menjadi seseorang yang padat acara.