DECEMBER 9, 2022
Buku

Ketika Burung-burung Mengitari Kakbah

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Di titik inilah, kita akhirnya “beragama” bukan karena takut dosa, tetapi karena rindu pulang.

-000-

Ketiga: Ziarah Adalah Awal, Bukan Akhir: Iman Itu Lingkaran, Bukan Garis Lurus

Baca Juga: Inilah Pengantar Buku Imam Qalyubi “Analisis Semiotik, Linguistik dan Intertekstualitas Terhadap 15 Puisi Esai Denny JA”

Kita sering mengira, setelah naik haji maka perjalanan spiritual selesai. Seolah-olah haji adalah titik puncak dari kesalehan, dan sepulangnya kita hanya perlu mempertahankan status “sudah haji.” 

Tetapi Elza membalikkan logika itu. Dalam penutup bukunya, ia menulis: “Biarlah waktu yang menjawab apakah aku telah berubah. Sebab sejatinya, pencarian spiritual adalah lingkaran yang tak pernah selesai.”

Gagasan ini menggugah cara kita memahami iman. Iman bukan garis lurus yang naik terus. Ia seperti musim: datang dan pergi, mekar dan gugur. 

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Berhadapan dengan Makam Nabi Muhammad SAW

Ada saat kita merasa dekat dengan Tuhan, ada saat kita kehilangan arah. Dan itu bukan kegagalan—itu kemanusiaan. 

Justru dengan menyadari bahwa iman rapuh, kita bisa terus merawatnya. Haji bukan garis akhir, tetapi garis mula. Ia adalah pelatuk perubahan, bukan jaminan keabadian.

Mengapa penting? Karena banyak orang tenggelam dalam euforia keagamaan yang statis. Mereka merasa sudah sampai, lalu berhenti belajar, berhenti bertanya. 

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Gunung Batu Berseni Itu, Al Ula Saksi Sejarah

Buku ini menegaskan: semakin dekat kita kepada Tuhan, semakin kita menyadari bahwa kita tak pernah selesai mencari-Nya. 

Halaman:

Berita Terkait