DECEMBER 9, 2022
Internasional

Tiga Aktivis Asing di Handala, Kapal Bantuan ke Gaza yang Disita Zionis Israel Setuju Dideportasi

image
Ilustrasi - Para aktivis yang ikut pelayaran kapal Handala, yang mencoba ke Gaza menembus blokade Zionis Israel (Foto: Istimewa)

Dalam beberapa bulan terakhir, Israel telah beberapa kali mencegat kapal bantuan menuju Gaza di perairan internasional.

Pada Juni lalu, pasukan Israel menyita kapal Madleen dan menahan 12 aktivis internasional, termasuk aktivis lingkungan asal Swedia Greta Thunberg dan anggota Parlemen Eropa asal Prancis Rima Hassan. Sebulan sebelumnya, kapal MV Conscience diserang oleh drone di dekat Malta.

Israel telah memberlakukan blokade terhadap Gaza selama 18 tahun dan sejak 2 Maret 2024 menutup seluruh akses masuk, termasuk menghentikan konvoi bantuan kemanusiaan, meskipun mendapat desakan dari komunitas internasional untuk membukanya kembali.

Baca Juga: Kapal Bantuan Gaza "Madleen" Dicegat Zionis Israel, Relawannya Diculik

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 133 orang telah meninggal dunia akibat kelaparan sejak Oktober 2023, termasuk 87 anak-anak.

Menolak seruan gencatan senjata dari dunia internasional, militer Israel terus melancarkan serangan brutal ke Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Hampir 60.000 warga Palestina telah tewas, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Serangan ini telah menghancurkan wilayah tersebut dan menyebabkan krisis pangan yang parah.

Baca Juga: Malaysia Nyatakan Keprihatinan Atas Penahanan Awak Kapal Madleen oleh Israel

Pada November tahun lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantankepala pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Selain itu, Israel juga sedang menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas serangan yang dilakukan terhadap wilayah Gaza.***

Halaman:

Berita Terkait