Catatan Denny JA: Matahari Terbit di Ladang Minyak, Transisi Energi dan Ketakutan Oligarki Lama
- Penulis : Krista Riyanto
- Selasa, 15 Juli 2025 11:26 WIB

Ini bukan sekadar revolusi teknologi. Ini adalah revolusi struktur kekuasaan.
Jika dulu energi hanya bisa dikontrol negara dan korporasi raksasa, kini rakyat bisa memproduksi sendiri.
Sama seperti internet membebaskan informasi dari monarki media, energi terbarukan membebaskan daya dari imperium minyak.
Tapi mereka yang pernah menggenggam dunia tak akan melepaskannya tanpa perlawanan.
ExxonMobil, misalnya, telah tahu tentang krisis iklim sejak 1977. Tapi mereka memilih mendanai keraguan.
Membayar ilmuwan bayaran. Menggelontorkan dana ke think tank konservatif.
Baca Juga: LSI Denny JA Sebut Angka Golput Pilkada 2024 di 7 Provinsi Tinggi, Ini Alasannya
Greenwashing menjadi tren. Logo-leaf di iklan TV. Offset karbon dari tanam pohon simbolik.
Padahal menurut IEA (2023), subsidi global untuk bahan bakar fosil masih lebih dari USD 1 triliun—empat kali lipat dari investasi energi terbarukan.
Di Arab Saudi, Vision 2030 menggembar-gemborkan masa depan energi hijau, sambil tetap menjual minyak ke dunia dengan harga diskon.
Yang mereka takutkan bukan hanya hilangnya keuntungan. Tapi hilangnya kekuasaan tanpa pemilu.