DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Bangkitnya Negara Minyak Melawan Super Power Dunia

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Di tengah dunia yang sedang menulis ulang peta energi, Indonesia belum menentukan: apakah ia ingin menjadi penulis, pembaca, atau hanya pembisik tak terdengar.

Di tahun 2025, Indonesia masih bergantung pada impor sekitar 40-50 persen dari kebutuhan minyak.  Tahap paling strategis, Indonesia perlu roadmap untuk semakin mandiri, mengurangi prosentase impor.

Di samping selalu mencari lahan minyak baru, Indonesia perlu roadmap semakin dalam pula masuk ke energi terbarukan.

Baca Juga: Analisis Denny JA: Setelah Amerika Serikat Menjatuhkan Bom ke Iran

Indonesia perlu strategi empat poros: Pertama, cari ladang minyak baru yang kaya. Kedua, investasi masif pada energi terbarukan (geothermal, hidrogen hijau). 

Ketiga, membangun industri baterai litium berbasis nikel. Dan keempat,  menjadi "geothermal superhub" Asia Tenggara. 

Dengan demikian, kita tak sekadar bereaksi pada harga minyak, tapi juga membuat negara lebih mandiri untuk energi, dan menciptakan pasar energi baru yang independen.

Baca Juga: Analisis Denny JA: Indonesia Jadi Tempat Paling Aman Jika Pecah Perang Dunia Ketiga

–000–

OPEC bukan partai, bukan negara, bukan institusi demokratis. Tapi ia bisa menentukan apakah rumah tangga di Guatemala bisa membeli gas esok hari.

Ia bisa membuat rupiah menguat atau melemah. Ia bisa memutuskan apakah anak-anak di Lagos, Nigeria, bisa naik bus ke sekolah.

Baca Juga: Analisis Denny JA: Dari Gencatan Senjata Iran-Israel Menuju Masa Depan Palestina Merdeka?

Dalam dunia yang katanya bebas dan terbuka, satu rapat tertutup di Wina bisa membuat dunia gemetar.

Halaman:

Berita Terkait