
Oleh Sudjoko Kuswadji*
ORBITINDONESIA.COM - Ketika pertama kali diperkenalkan audit SMK3, banyak orang protes. Lha itu kan audit SMK3 Australia. Usut punya usut memang benar audit itu contekan dari Australia.
Ketika audit dilakukan di Rumah Sakit para pejabat di Kemenkes ngamuk. Mengapa para insinyur itu bekerja, mereka bilang tahu apa mereka soal rumah sakit? Kalibrasi tensi meter yang diperkenalkan para insinyur itu sampai sekarang masih dipakai.
Para dokter lalu berkumpul bikin audit K3RS. Yang teken sertifikat tetap Menteri Kesehatan. Mereka tidak tahu kalau Lembaga Audit itu harus independen. Menteri tidak boleh mengaudit lembaganya sendiri. Sekarang ada lagi lembaga audit dari luar negeri. Harganya tentu saja lebih mahal. Tapi mereka mau beli juga. Soalnya pasien rumah sakitnya makin banyak. RS akan diuntungkan dengan audit luar negeri.
Penambang nikel lagi ramai. Investor berebut antara China vs Amerika. Lembaga auditnya juga berlomba menawarkan jasanya. Tentu saja harganya saling bersaing.
Perusahaan berusaha mencari yang terbaik dan termurah. Kalau bisa tentu saja yang bisa disogok. Dari bunyi laporannya kita bisa menilai, mana yang angkanya sedikit miring. Direktur Perusahaan tentu saja ingin nilai auditnya baik.
Baca Juga: Yaksindo Sebut Kesimpulan Audit Sampah Plastik oleh Sungai Watch Tidak Fair
Ada auditor sukarela dan ada yang wajib. Yang bau pemerintah umumnya wajib. Yang swasta sukarela. Dalam soal audit lingkungan banyak sekali. Celakanya perusahaan perlu biaya tinggi dan banyak. Meskipun isinya tidak sama tapi mirip. Pokoknya semua audit dicantumkan dalam profil perusahaan agar menang tender.
Pertarungan terus berlanjut. Yang jadi bingung adalah konsultan perusahaan yang harus merangkum hasil aneka audit itu. Yang lebih celaka adalah menentukan standar NAB yang setiap tahun akan selalu berganti. Yang lebih runyam lagi adalah penerapan teknologi proses produksi.
Sementara pengecoran pakai tenaga listrik, namun pembangkit listriknya masih pakai tenaga batubara. Tidak sedikit puluhan PLTU. Nikel untuk bikin mobil listrik yang bersih, tapi nikelnya diolah dengan energi kotor.
Baca Juga: Badan Pengelola Migas Aceh Bentuk Satgas Pemeriksaan Bersama untuk Mengaudit Kegiatan Hulu Migas
*Dr. Sudjoko Kuswadji adalah Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi dan Dokter Keluarga yang sangat berpengalaman di Indonesia. Lulusan FKUI 1972.***