Catatan Denny JA: Mesiu dan Perang dari Ladang Minyak
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 07 Juli 2025 09:11 WIB

Siapa mengendalikan aliran energi, mengendalikan arah keputusan lawan.
Kita belum melihat perang terbuka, tapi ketegangan di Laut Cina Selatan terus meningkat. Klaim sepihak Cina atas wilayah kaya migas berhadapan dengan kekuatan ASEAN dan Amerika Serikat.
Sementara itu, es mencair di Kutub Utara. Ladang minyak baru terbuka. Rusia, Kanada, Norwegia mulai mengincarnya. Satelit sudah memetakan. Kapal selam sudah berpatroli.
Baca Juga: Riset LSI Denny JA: Publik Berharap Prabowo Subianto Jadi Bapak Pemberantasan Korupsi di Indonesia
Mungkin perang berikutnya bukan tentang tanah, tapi tentang dasar laut dan fondasi masa depan.
-000-
Perusahaan minyak kini merekrut mantan tentara, agen intelijen, bahkan tentara bayaran. Blackwater di Irak. Wagner Group di Suriah.
Baca Juga: Tahlilan, Merajut Doa Bersama Anak Yatim di Markas LSI Denny JA
Kita melihat kontrak keamanan, bukan invasi. Kita melihat tender eksplorasi, bukan kolonialisasi.
Perang modern seperti bisnis multinasional: ada direktur, ada investor, dan ada pasar.
Kota Mosul, Kirkuk, dan Homs—tak lagi sama. Anak-anak lahir di pengungsian. Udara dipenuhi sisa-sisa pembakaran minyak dan logam.
Di ladang minyak itu, burung tak lagi berkicau. Tanah tak lagi subur. Tapi drum-drum itu tetap mengalir.