Catatan Denny JA: Mesiu dan Perang dari Ladang Minyak
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 07 Juli 2025 09:11 WIB

George W. Bush berdiri di atas kapal induk dan mendeklarasikan “Mission Accomplished”. Tapi senjata pemusnah massal (WMD) tak pernah ditemukan.
Yang ditemukan justru ladang minyak yang terbuka lebar untuk perusahaan-perusahaan asing.
Halliburton, tempat Dick Cheney pernah menjadi CEO, memperoleh kontrak miliaran dolar. Undang-undang Irak diubah: 80% cadangan minyaknya dibuka untuk investasi luar negeri.
Baca Juga: Riset LSI Denny JA: Publik Berharap Prabowo Subianto Jadi Bapak Pemberantasan Korupsi di Indonesia
Lebih dari 190 ribu warga sipil tewas. Kota-kota seperti Fallujah dan Mosul menjadi reruntuhan.
Tapi perusahaan migas meraup emas dari reruntuhan itu.
Perang ini memberi pelajaran tragis:
Baca Juga: Tahlilan, Merajut Doa Bersama Anak Yatim di Markas LSI Denny JA
Jika perang adalah teater, maka minyak adalah panggungnya—dan rakyat sipil hanyalah bayangan di belakang layar.
Di balik kekejaman ISIS, ada jaringan distribusi minyak ilegal yang rapi dan menguntungkan. Sumur-sumur di Suriah dan Irak dikuasai mereka.
Drum minyak bergerak melewati truk-truk menuju Turki, dijual di pasar gelap dunia.
Siapa pembelinya? Siapa yang menutup mata?