DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Mesiu dan Perang dari Ladang Minyak

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Agustus 1990. Irak menyerbu Kuwait. Narasi resmi: sengketa batas dan utang. Namun peta energi menunjukkan kebenaran yang lain: Kuwait duduk di atas 10% cadangan minyak dunia.

George H. W. Bush memimpin koalisi 35 negara dalam Operasi Desert Storm. “Kami membela kedaulatan,” katanya.

Tapi dunia mencium aroma minyak di balik asap mortir.

Baca Juga: Riset LSI Denny JA: Publik Berharap Prabowo Subianto Jadi Bapak Pemberantasan Korupsi di Indonesia

Setelah perang:

• Harga minyak naik dua kali lipat.

• Saham perusahaan seperti ExxonMobil, Chevron, dan BP melonjak.

Baca Juga: Tahlilan, Merajut Doa Bersama Anak Yatim di Markas LSI Denny JA

• Irak dikenai sanksi, tapi sumurnya tetap dikelola.

Kolonialisme energi tak lagi memakai bendera. Ia datang lewat embargo, kontrak produksi, dan pasukan multinasional.

Demokrasi menjadi dalih. Tapi di bawahnya, siapa yang mengendalikan pompa, mengendalikan dunia.

Baca Juga: Pengantar Buku Riset Internasional LSI Denny JA: Menentukan Kemajuan Negara Melalui Indeks Tata Kelola Pemerintahan

-000-

Halaman:

Berita Terkait