
• 1998: Krisis Asia menekan permintaan.
• 2014: Revolusi shale oil di AS menciptakan surplus global.
• 2020: Pandemi COVID-19 membuat permintaan runtuh. Harga Brent sempat di bawah $20 per barel.
Baca Juga: Catatan Hamri Manoppo: Denny JA dan Peluang Nobel Sastra, Dari Puisi Esai Menuju Pengakuan Global
Venezuela yang dulu hidup di masa keemasan harga $100 per barel, tak siap saat badai datang.
Inflasi melonjak jutaan persen. Rumah sakit tutup. Guru mogok. Jutaan rakyat menyeberang ke Kolombia dan Brasil.
Arab Saudi meluncurkan Vision 2030, upaya strategis untuk mendiversifikasi ekonomi—terlambat, tapi masih punya harapan.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Sejarah tak Menceritakan yang Sebenarnya
Pelajaran pentingnya jelas: Jika jantung fiskal terlalu bergantung pada satu komoditas, satu guncangan global bisa menyebabkan stroke nasional.
-000-
Patronase dan Kekuasaan: Ketika Minyak Menentukan Siapa yang Berkuasa
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ujung Perang Israel Lawan Iran, Perang Tak Henti atau Solusi Dua Negara?
Dalam demokrasi, rakyat memilih pemimpin.