“Think and Grow Rich”: Membangun Kekayaan Dimulai dari Pikiran
- Penulis : Khoirotun Nisak
- Senin, 23 Juni 2025 17:00 WIB
.jpg)
ORBITINDONESIA.COM - Apa sebenarnya kunci dari kesuksesan dan kekayaan? Apakah kecerdasan, warisan, atau sekadar keberuntungan? Dalam bukunya yang legendaris Think and Grow Rich, Napoleon Hill menyodorkan jawaban yang sederhana tapi mendalam: semuanya dimulai dari cara kita berpikir.
Buku yang pertama kali terbit pada 1937 ini telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia dan masih terus relevan hingga kini. Tak berlebihan jika buku ini dianggap sebagai salah satu pilar utama dalam literatur self-improvement dan pengembangan kekayaan personal.
Napoleon Hill menyusun buku ini setelah melakukan riset selama lebih dari dua dekade, mewawancarai lebih dari 500 tokoh sukses di zamannya—termasuk Henry Ford, Thomas Edison, Alexander Graham Bell, dan Andrew Carnegie.
Baca Juga: Yuval Noah Harari: Dua Abad Mendatang, Manusia Akan Musnah Dari Muka Bumi
Dari perjumpaan-perjumpaan tersebut, Hill menyaring 13 prinsip utama yang menurutnya menjadi fondasi dari kesuksesan sejati.
Beberapa prinsip paling kuat yang ditawarkan buku ini antara lain: Desire (hasrat kuat), Faith (keyakinan), Autosuggestion (sugesti diri), Specialized Knowledge (pengetahuan yang terfokus), Persistence (ketekunan), serta The Master Mind (kerja sama dengan orang-orang sevisi).
Hill tidak sekadar bicara tentang “berpikir positif”, tetapi mengajak kita membentuk kerangka berpikir dan tindakan yang terstruktur dan penuh komitmen.
Baca Juga: Habib Hussein Ja'far Al Hadar, "Tuhan Ada di Hatimu": Menemukan Spiritualitas yang Dekat dan Relevan
Bagian yang paling mengesankan dari buku ini adalah penjelasan tentang kekuatan pikiran bawah sadar dan bagaimana “pikiran adalah hal nyata”.
Hill meyakini bahwa apa yang kita pikirkan secara intens dan terus-menerus, akan terwujud dalam kenyataan melalui proses kerja mental, emosional, dan tindakan. Ia menyebut ini sebagai “transmutasi keinginan menjadi kenyataan”.
Di sinilah kekuatan buku ini: bukan hanya memberi motivasi kosong, tetapi menyusun logika psikologis dan spiritual yang menggugah kesadaran.
Baca Juga: Morgan Housel "Psychology of Money": Belajar Memahami Uang dan Diri Sendiri
Namun tentu saja, buku ini tidak lepas dari kritik. Beberapa pembaca merasa pendekatan Hill terlalu mengandalkan “keyakinan” dan “sugesti diri”, sehingga terkesan kurang realistis dalam menghadapi hambatan struktural seperti ketimpangan ekonomi atau latar belakang sosial yang sulit.